74. Kelak Kau Kan Mengerti (Chairil & Farah)

2.4K 384 244
                                    

Haloo! Assalamu'alaikum.

Sebelum baca, yok vote dulu!

Siap berpisah dengan Farah, Chairil dan Syahrir?

Kuatin Farah, dong gaes!

Awal part adalah kelanjutan part 69.

Hati-hati, tipo bertebaran.

Penulis part: dhiladhsan

***

Meski Farah suka spoiler, tapi ngomong sejujurnya pada Chairil juga bukan solusi yang menguntungkan buat dia dan ketiga temannya.

Seberat apa nanti hukuman yang diberikan Batara semisal dia ngaku?

"Tapi, kalo kemaren Chairil udah tahu gimana? Kalo ini cuma pertanyaan memastikan gimana? Apa gak sekalian aja gue kasih tahu yang sebenernya, terus hukumannya apa kabar?" Farah jadi bimbang. Chairil tahu gak, kalo pertanyaanya bikin Farah setres berat?

"Nona," panggil Chairil pelan. Gadis di sebelahnya menahan diri untuk tidak melonjak kaget. Sebisa mungkin meminimalkan ekspresi yang mencurigakan.

Sungguh, dia jadi nyesel ketemu Chairil tadi kalau.akhirnya begini.

Manik itu terus memandang Farah. Tidak mengintrogasi, tapi jelas menunggu jawaban pasti.

"Emm ..." gadis itu bergumam pelan, bingung hendak menjawab bagaimana.

"Bantu gue, siapapun!" Batinnya frustrasi.

"Kenapa lo gak nanya yang lain aja sih, Ril? Kapan nikah, misalnya."

"Hah? Hahaha. Oh, baiklah. Nona Ibu Guru, kapan kita akan menikah?"

"Eh!" Farah super kaget. Jadi, mulutnya tadi menyuarakan pikirannya?

"Astagaaa!" Pipinya bersemu.

"Yang barusan tadi itu apa?" Farah bergumam, mendadak salting.

"Bertanya, Nona. Kapan kira-kira kau mau menikah denganku." Chairil menyahuti. Farah tambah bersemu. Gadis itu tahu betul apa maksudnya. Ucapan Chairil sangat jelas berniat mengajaknya ke jenjang yang lebih serius.

Namun, kenyataan menamparnya keras. Mereka tak sezaman. Tak mungkin bersama. Gadis itu menghela napas. Tertawa getir dalam hati. Chairil terus memandangi renjananya. Dia ingin memajukan bahasa Indonesia. Menghasilkan lebih banyak sajak lagi. Lalu, pergi ke Paris bersama Nona Ibu gurunya.

"Jadi, kau mau jawab yang mana? Pasal bahasa atau menikah?"

"Eh, eh. Itu ..." Farah gelagapan.

Cowok itu melengkung tawa. "Itu apa, Nona?"

Chairil hanya bertanya biasa, tapi kenapa Farah merasa tersiksa?

"Gilaak! Horor banget uy, ada yang mau gantiin gue di sini bentar gak ya?" Gadis itu berucap dalam hati.

Farah jadi pengen Vee dateng sama Sani buat nolongin dia dari pertanyaan-pertanyaan Chairil yang bikin jantungan.

"Waaa!" Cewek itu menjerit kencang saat sebuah tangan menggenggam lembut pergelangannya. Kan, dia jadi merinding.

"Ayo kita duduk dulu, Nona," ajak sebuah suara, siapa lagi kalau bukan Chairil?"

Terlalu pusing mikirin jawaban apa yang masuk akal untuk memuaskan sang penyair pelopor sastra angkatan 45, Farah jadi tak sadar kalau dari tadi, mereka berdua berdiri di pinggir jalan.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang