6. Pelarian Bersama Mohammad Hatta

4.5K 631 122
                                    

Trailer BataviLove

Semisal masih menemukan typo, mohon dimaafkan karena manusia tidak luput dari kesalahan.

Oh, ya, saya mau tanya dulu ke kalian sebelum baca. Kalian udah bener-bener ngebaca Author's note yang kami buat nggak? Soalnya ada yang koment ngasih saran. Entah saran atau nggak itu maksudnya, tapi dia bilang percakapan yang nggak penting di kurangin aja. Hadehh, kan udah dijelaskan di Author's note kemarin. Apa di itu gak baca ya?! Menurut kami sih, wajar-wajar aja karakter banyak ngomong di awal cerita. Karena kan baru pengenalan. Mereka juga panik dong pasti, kok bisa di tempat yang berbeda sebelumnya. Posisiin aja diri kalian dengan para tokoh kalau tiba-tiba ada yang di tempat aneh. Pasti lebih panik dari tokoh cerita ini. Stupid banget asli. Itulah ya, Bund. Pentingnya literasi sejak dini, agar anak dijauhi dari cacat otak. Tapi gapapa. Saya akan menuruti saran dari si pengomentar taunya ngasih komentar yang nggak punya karya samsek, tapi GAK VOTE. Nih buat Anda, Mbak! Saya suguhkan cerita yang serius sesuai request yang Anda mau. DI BACA!

Penulis part: Nafla080803

Budayakan vote sebelum baca.

°°°

Bersama Hatta, pelarian Nafla dari Tentara Nippon belum berhenti. Bahkan mereka sudah berlari masuk ke dalam hutan. Fokus berlari, Hatta dan Nafla sampai tidak sadar jika tangan mereka saling bergandengan erat satu sama lain. Genggaman tangan Hatta sangat erat, seolah tidak membiarkan genggaman mereka terlepas barang sedikitpun.

"Itu mereka kok, gak ilang-ilang?! Masih aja ngejar, weay!" teriak Nafla, sesekali kepalanya menoleh ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu mereka kok, gak ilang-ilang?! Masih aja ngejar, weay!" teriak Nafla, sesekali kepalanya menoleh ke belakang.

"Sebaiknya Anda jangan menoleh ke belakang, jika tidak ingin terjatuh nantinya." jawab Hatta, sekilas menatap Nafla.

Karena kencangnya berlari, kuncir rambut Nafla jad terlepas. Merosot jatuh ke bawah di terpa angin. Nafla menyadari itu. Ia menoleh, hendak kembali ke belakang namun ditahan Hatta.

"KUNCIR RAMBUT GUE!"

"Hei, Anda mau ke mana?! Jangan berhenti, terus berlari!"

"Tapi kuncir rambut gue!"

"Anda lebih mementingkan nyawa atau barang yang bisa di beli lagi itu?!" bentak Hatta kesal. Hatta melirik Jepang di seberang yang mulai mendekat.

Hatta menarik genggamannya, dan mereka kembali meneruskan langkah. "Cepat! Lihat, pasukan Nippon masih mengejar!"

Kepala Nafla menoleh ke belakang. Dan benar saja. Nippon masih mengejar mereka. Parahnya jarak mereka lebih dekat di banding sebelumnya.

Gara-gara Nippon, kuncir rambutnya tertinggal. Oleh karena itu Nafla kesal. Untuk membayar rasa kesalnya, Nafla berhenti sebentar. Ia mengambil batu di tanah.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang