16. Bulan atau Bintang? (Farah)

3.1K 529 106
                                    

Haloo! Salam merdekaa! Merdekaa!

🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Ketemu lagi kita, gaes.

Gimana kabarnya? Sehat? Ada yang kangen Farah? Sutan Syahrir? Atau malah, ponakannya?

Uda siap buat spam komen? Kalo udah, cus deh.

Penulis Part: dhiladhsan

***

Mesin mobil milik Sutan Syahrir sukses menina bobokkan Farah. Jadilah dia tidur sepanjang jalan mengacangi Sutan Syahrir yang memang sudah setengah hati menjemputnya.

Gimana ya? Udah setengah hati, dikacangin lagi. Alhasil dia makin kesal dengan perempuan Londo satu itu. Tidak sih, empat-empatnya.

"Heehh! Bangun, NONA!"

Farah terlonjak. Suara mesin mobil tempo dulu yang merelaksasi mendadak berganti jadi suarapenyulut ketegangan otot dan kehancuran mood.

"Kau jadi wanita mandiri sedikit lah. Tidak usah membuang waktuku lebih banyak karena membangunkanmu."

Hening. Sayangnya ini pagi, jadi ucapan Sutan Syahrir tak disahuti kumpulan jangkrik yang biasa membuat orkestra di malam hari.

"Kau dengar aku tidak sih, Nona?" Sutan Syahrir berekspresi kesal kuadrat. Nada suaranya sewot sekali. Tapi bagi Farah, suara itu pengantar terbaik ketiga untuk pergi ke negri mimpi.

Matanya makin terpejam rapat. Gerbang pertama negri mimpi sudah terbuka. Hampir saja Farah makin terbang kalau saja Sutan Syahrir tidak membuka pintu mobil. Alhasil, kepala Farah yang lagi senderan di pintu mendadak kehilangan tempatnya.

"Jeeer, elo bisa nggak sih kalo bangunin orang baek-baek, haahh?!" Urat Farah super menegang menghadapi Sutan Syahrir yang lebih membuat naik darah dari dosennya.

"Mana kepala gue pusing lagi, adooh. Gara-gara elo ini tuh, ish," Farah mengelus kepalanya yang hampir meluncur ke tanah dengan tidak elit.

"Sudahlah, Nona, jangan berlebihan begitu. Lagi pula, kepalamu tak kurang suatu apapun. Jadi kau mau masuk tidak? Kalau tidak mau, ya sudah. Alhamdulillah wa syukurillah, aku tidak jadi menampung wanita Londo aneh sepertimu. Silahkan kau cari rumah yang lain, itu kalau kau tidak keburu dijadikan jugun ianfu oleh pasukan Nippon yang tidak peduli bbahwa kau sedang berpura-pura menjadi kekasih teman dan ponakanku," ujar Sutan Syahrir panjang lebar, disusul kakinya yang melangkah meninggalkan Farah.

"Astagaa!" Farah menghentakkan kakinya kesal. "Tungguin oyy!" serunya lagi, sambil mengejar Sutan Syahrir. Farah sampai kelupaan menutup pintu mobil

Langkah Farah kalah cepat dengan Sutan Syahrir yang sudah lebih dulu masuk.

"Eh, ini rumahnya, ya?" Farah berhnti di halaman, menatat rumah Syahrir menilai. "Lumayan,"

Farah memutari halaman itu baru kemudian melangkah masuk.

"Assalamualaikuum!" Ucapnya sedikit berahlak. Hanya sedikit karena suaranya mengusik seorang remaja berwajah pucat yang sedang berbaring lemas di sebuah kamar. Ekspresinya macam orang diselingkuhin doi.

"Ada tamu ya, om Rir?" Tanyanya pelan sambil membuka mata.

Sutan Syahrir mendekat, memperbaiki selimut anak itu. "Badanmu masih panas juga, ya." Bukannya menjawab pertanyaan Ali, Sutan Syahrir malah mengalihkan pembicaraan sambil meraba dahi Ali yang panas.

Ali mengangguk. Kepalanya juga pusing.

"Udah kek rumah sendiri yak, gak ada orang awkowkow." Suara berisik dari ruang tamu itu membuat Ali tidak jadi memejamkan mata.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang