11. Keinginan Licik Dai Nippon

4.7K 619 200
                                    

Cek! Cek!

Ekhem!

Siap ketemu Nafla dan Mohammad Hatta?

Siap ketemu Pipit dan Sodancho Supriyadi?

Siap ketemu Vee dan Chaerul Saleh?

Siap ketemu Farah dan Chairil Anwar?

SIAP RAMEIN LAPAK BATAVILOE DENGAN VOTE DAN SPAM COMMENT KALIAN WAHAI READERS?!

Ayo, jangan biarkan lapak ini sepi! Kita kawal terus perjuangan para pahlawan, sampai mencapai kemerdekaan Indonesia🇮🇩

MERDEKA!!!

°°°

"Empat wanita ini adalah kekasih mereka, para rekan seperjuanganku."

Selepas ucapan Bung Karno tercetus, dunia beserta seisinya seakan berhenti berputar. Suasana mendadak sunyi senyap. Otak setiap orang yang berada di sana mendadak beku.

"OMG HELLOOO! ALHAMDULILLAH, GUE GAK JOMBLO LAGI BERKAT PAK SOEKARNO KANG COMBLANG!" pekik Vee nyaring, mengangetkan semua orang. Kuping mereka langsung berdenging, begitu suara Vee terdengar. "TAPI KENAPA KUDU SAMA NIH ORANG?! KAYAK GAK ADA COGAN YANG LEBIH GANTENG LAGI APA?!" lanjut Vee, suaranya makin kencang.

"Berisik! Tutup mulutmu, atau ku serahkan kau kepada Dai Nippon dengan suka rela!" ancam Chaerul memperingati. Langsung saja bibir Vee mengatup, namun tidak dengan matanya. Wanita itu malah menatap Chaerul sinis.

Hatta mendekat. Ia berbisik pada Soekarno. "Bung, apa maksudmu? Kau kan tau, aku dan wanita bagaimana,"

"Aku tahu, Ta. Tapi, ikuti saja perkataanku. Semuanya demi kebaikan, percayalah. Beri tahu yang lainnya tentang rencanaku ini. Kau pastikan, mereka mengikuti rencanaku." balas Soekarno, sedikit menoleh ke Hatta yang berbisik.

Hatta pun mundur. Menjauh dari Soekarno, lantas kembali ke tempatnya. Di mana ia berdiri bersebelahan dengan Nafla. Kebetulan Nafla yang paling dekat dengannya, maka Nafla adalah orang pertama yang Hatta beri tahu mengenai rencana Pak Soekarno. Dan beruntung, Nafla lebih waras dari ketiga temannya. Ia bisa serius untuk diajak kerja sama. Rencana Soekarno itu akhirnya diberi tahu Hatta kepada setiap orang yang terlibat. Termasuk tiga wanita yang lain.

"Sukaruno-san, uso wa arimasen! Watashi wa yasui neitibu no senjutsu ni usowotsuku no wa sorehodo kantande wa arimasen! (Pak Soekarno, Anda jangan berbohong! Aku tidak semudah itu dibohongi dengan taktik murahan pribumi!)"

"Taktik apanya? Kalau Anda tidak percaya, Anda bisa tanyakan langsung kepada mereka."

Kolonel Yataro menatap mata Soekarno lekat. Coba mencari kebohongan di sana. Soekarno yang ditatap begitu mendadak gugup. Berusaha ia tenang, agar kegugupannya hilang.

"Kolonel Yataro, kami tidak berbohong." celetuk Chairil Anwar, mengalihkan perhatian Kolonel Yataro jadi menatapnya. "Aku dan kekasihku yang jelita bak bintang terbentang di langit malam ini, memang sedang dimabuk asmara. Benar kan, manis? Gulaku, kasihku, maduku."

Perkataan Chairil yang memang tertuju padanya, membuat Farah risih. Kasarnya ia agak jijik, jujur. Pasalnya Farah bukan tipikal wanita yang suka dirayu.

Chairil yang melihat tidak ada respons dari Farah, lantas berbisik pelan, "Balas lah ucapanku, Nona. Kita ini sedang berpura-pura, ingat? Sesuai rencana Bung Karno."

"Oh, iya jelaasss..., my honey bunny sweety, my baby cute!" seru Farah tiba-tiba, setelah Chairil berbisik tadi. Lengan Farah menggalung di lengan Chairil mesra. Perlakuan Farah itu menyentak Chairil, tapi ia berusaha biasa saja. "Kami emang pacaran, Pak Pokemon! Duh, bahkan kami mau menikah!"

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang