52. My Sunny (Vee)

2.1K 415 175
                                    

Halooo!

As usual, jangan lupa untuk vote dan spam komen. Happy reading & MERDEKA🇮🇩

Penulis part: coklatastor

°°°

"Gue harus pindah. Gue gak bisa lagi lebih lama di sini. Gak bisa. Gue gak mau, gelay!" Vee bergumam pada langit-langit kamar.

Chaerul itu, entah apa yang ada di dalam kepalanya sampai bisa berlaku tega. Bukan hanya kepada Vee, namun secara tidak langsung Yohana pun tersakiti.

"Tak pernahkah kau sadari, aku lah yang kau sakiti!" Vee bersenandung kecil sembari menyusun barang. Gitarnya sudah terbungkus aman di tasnya. Baju tinggal nata. Ransel Starwinter menunggu dirapikan.

Setelah tiga jam, akhirnya semua barang selesai dipacking. Vee keluar menggeret koper-koper dan memanggul tasnya. Satu langkah penghabisan, Vee akan benar-benar meninggalkan rumah ini.

"Mau ke mana kamu?"

Suara itu ternyata tak cukup mampu menghentikan Vee. Bahkan, cewek itu melengos.

"Bukan urusan lo! Minggir! Gue mau pergi!" kata Vee ketus

"Tidak bisa! Kau tidak boleh keluar dari rumah ini tanpa seizinku." Chaerul menghalangi jalan Vee.

Vee memutar bola matanya. "O, ya? Kenapa?"

"Kan sudah ku bilang, kau itu adalah tanggung jawabku."

"Alasan yang sama," ucap Vee malas. "Lo lupa, apa yang udah Sani lakuin ke lo?"

Wajah Chaerul berubah kaku mendengar nama Sani disebut. "Dia hanya bocah sekolah," Chaerul berujar dingin.

"Lalu? Why kalau dia cuma bocah?" Tanya Vee menantang.

"Dia tidak bisa melindungimu,"

"Ngelindungin gue, ya? Lo salah, Bang. Sani tuh bisa banget ngelindungin gue. Bahkan sampe ke dalem-dalemnya. Which is perasaan gue pun terjaga."

Melihat Chaerul yang termangu, Vee lantas melanjutkan, "gue bersyukur banget Allah kasih dia di hidup gue. Seenggaknya, gue gak sendirian. Lo tahu gak, Bang? Sani itu udah kayak sun. Sunny. Matahari di kehidupan gue. Matahari yang selalu membantu kelangsungan hidup makhluk di bumi. Pusat tata surya gue, ya Sani. Sunny. Bukan... lo."

"Omong kosong soal perasaan!" Chaerul menangkal emosi. "Bagaimanapun, kau harus tetap timggal. Aku tidak peduli. Aku yang akan menjagamu."

"Enggak! Lo, ngelindungin perasaan gue aja gak bener. Terus, ngelindungin istri aja enggak. Sok-sokan mau ngelindungin cewek lain. Pikirin tuh istri lo."

Sesaat kemudian, Vee mendorong Chaerul ke pinggir. Lalu Vee melangkah keluar menggenggam seluruh hati. Ya, hati yang akan dipersembahkan untuk pusat tata suryanya.

ASRUL SANI.

°°°

Becak yang ditumpangi Vee melaju tenang. Sesekali, rodanya berdecit. Vee terlena merasakan embusan angin membelai kulitnya. Vee lier-lier.

"Neng! Neng!" Mendadak Mang becak berseru panik.

"Eh? Kenapa, Mang?" Lamunan Vee buyar seketika. Mang becak menunjuk ngeri.

Vee mengikuti lirikkan si Mang becak. "Astaga! Mang, gaspol Mang!" Vee ikutan berseru.

"Aduh, Neng! Nanti teh ini becak bisa jebol!"

"Alaah, nih!" Vee menyerahkan pecahan uang kertas yang langsung diterima dengan wajah berseri.

"Kalau gini teh, gaskeun atuh!" Kata si Mang kelewat semangat. Becak itu digenjot sepenuh tenaga.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang