Sebelum baca, biasakan VOTE dan jangan lupa comment. Putar juga mulmed di atas untuk pengalaman membaca yang lebih baik. Semisal masih ada typo, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan.
Happy reading! Merdeka🇮🇩
Penulis part: pipit_vie & coklatastor
°°°
Hujan berhenti baru saja. Butir-butir air menggantung di daun basah. Aroma habis hujan yang selalu Vee tunggu sekarang udah kecium. Aroma penenang hati, penyejuk jiwa.
Orang-orang sih, menyebutnya petrikor. Bukan Patrick nya Spongbop, lho. Itu mah beda lagi.
Kopi panas Vee pun belum lama tandas, menyisakan ampas di dasar cangkir. Saat ini, Vee tengah menikmati suasana. Duduk di teras yang kini menjadi spot faforitnya untuk bersantai.
Gitar terletak manis di pangkuan. Vee memetiknya asal saja, yang penting enak di telinga.
Nada-nada Rayuan Pulau Kelapa mulai terbentuk. Nada mayor yang gembira, namun berarti dalam.
Suara langkah kaki di belakangnya bahkan belum sanggup membuat Vee menoleh. Chaerul Saleh, orang itu, mendudukkan tubuhnya di samping Vee.
"Aku ingin mengajakmu pergi," Chaerul buka suara. Barulah Vee melirik.
"Apa?" Tanyanya malas. Gimana gak malas? Kalian bayangin ya, gaes. Sejak malam penuh bunga itu, Chaerul jadi over protektif banget sama Vee.
Vee mau ke mana, Chaerul kudu ikut. Sampe-sampe di pagar rumah, Chaerul nulis gini.
"Perhatian! Penyusup di bawah umur diharamkan untuk masuk. Silakan cari tempat lain!"
Gimana Vee gak kesel coba, kalo kayak gitu? Bapak Chaerul Saleh tuh maunya apaan?
"Aku ingin mengajakmu ke rumah Babe."
"Babe? Babe lo?"
"Kamu mau ikut atau tidak?" Chaerul malah balik nanya.
Vee menggeleng malas. "Ogah! Mager gue. Apalagi buat nemenin lo."
"Akan ada temanmu di sana. Yakin tidak mau ikut?"
"Temen gue yang mana?" Vee mulai tertarik. Tapi rona wajahnya tetep lempeng. Disembunyikannya kesan apapun dalam hatinya.
"Pokoknya temanmu. Saranku, kau ikut saja. Nanti kalau ada petir besar seperti tadi bagaimana? Kau takut bukan?" Chaerul mengungkit kejadian yang telah lewat. Bibir Vee mencebik seketika.
"Heh! Denger ya! Gue tuh bukannya takut, Jamet! Lo aja yang ngiranya gue takut! Orang gue tuh gemeteran karena dingin!" Vee membela diri.
"Halah, kamu itu. Kalau takut, sudah katakan saja. Kau itu kan memang penakut, Jaenap!" balas Chaerul. Atmosfer baku hantam kerasa pekat.
"What? What did you say? Jaenap?" Vee menuding Chaerul. "Seenaknya aja lo ngubah nama orang. Gue Vee, tahu gak lo!"
"Lalu, apa bedanya dengan kau? Kaupun mengubah namaku seenaknya. Namaku Chaerul Saleh, kau ubah menjadi Jamet. Ondee!" Jawab Chaerul kesal.
"Sudahlah sudah. Sekarang, ikut atau tidak? Kalau ikut, sana cepat ganti baju!" Perintah Chaerul.
Vee menggeleng. "Gak, ah. Gue gini aja. Males bongkar koper gue tuh. Lagian, gue kayak gini kan udah syantik."
Chaerul mengamat-amati sejenak. T'Shirt hitam yang dilapisi outer. Untuk bawahannya, Vee memakai leging. Kasual sekali. Ya, lumayan cantik, lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...