Halooo. Vee is here!
Kangen gak? Kangen gak? Kangen gak?
Yuk ramein setiap paragraf dengan komen-komen kalian.
Btw, cus langsung aja. Happy reading...
°°°
"Vee! Gue gak mau tahu ya, kita ketemu sekarang!"
Lauren mengomel di seberang telepon. Pagi ini, Vee baru sempat membuka ponselnya setelah seharian kemarin jatuh kelelahan.
"Gue malu sama Starwinter. Maluuu, Vee. Mau taro mana coba muka gue?"
"Gue pusing dengerin lo ngomel mulu. Santai napa?" Ucap Vee teramat malas.
"Sante-sante pala lo minta di sate!" Lauren menjerit. "Lo gak tahu kan seharian kita nungguin lo di lokasi? Sampe jamuran kali kita nungguin lo. Udah gitu gak bisa dihubungin, lagi," Lauren melanjutkan omelannya. Vee bisa menebak, seberapa kusutnya wajah gadis itu sekarang.
"Berisik bet lo, Ren. Sumpeh deh," Vee membenamkan wajahnya ke bantal, berniat mager seharian. "Lagian, gue cuma ngilang setaon."
"Hah? Setaon apaan? Ngelantur lo? Oh iyaaa, emang rasanya kayak setaon. Dua tahun, malah. Lo tuh emang definisi terpas dari dua hari menghilang, serasa dua tahun. Paham?" kata Lauren gedek.
Vee mengangguk paham. Di masa depan, ia hanya menghilang dua hari rupanya. Pantas, mamanya biasa saja saat Vee pulang ke rumah. Mungkin mamanya mengira, Vee menginap di lokasi shooting seperti yang biasa ia lakukan saat jadwalnya padat.
"Well, dua hari doang ini, lo udah kayak apa aja gayanya." Vee bergumam, memeluk guling di sebelahnya. Selimut yang nyangkut di kaki Vee tarik hingga kepala. Begini kan lebih mantap.
Sejenak, telepon itu hening. Si manajer tidak mengatakan apa-apa, pun Vee yang asyik memandangi langit-langit kamarnya. Saat tidak didengarnya suara Lauren padahal lima menit telah terbuang sia-sia, Vee menjauhkan ponselnya dari telinga dan mengakhiri panggilan secara sepihak.
"Ok, its time to film!" Seru Vee. Baru saja aplikasi streamingnya terbuka, teleponnya berdering lagi. Bersamaan dengan teriakkan mama yang menyuruhnya sarapan.
"Iiish, apaan lagi si Ren? Lo kalau cuma mau ngomelin gue mending gak usah telepon deh! Males gue!" Vee berseru ngegas.
"Hola. Is Miss Vee here? This is Falen," (halo? Apakah ini Nona Vee? Saya Falen)," suara seorang priya dengan logat Inggris Meksiko yang kental menjawab Vee. Vee melongo. Matanya menatap layar ponsel yang menampilkan nomor tak dikenal.
"Halo? Iya ini gue. Lo siapa? You jangan sok Inggris ya sama I, I gak suka gelay. Speaking Indonesia is literally lebih mantul. Bangga berbicara Indonesia," Vee malah berorasi. Di seberang sana, Falen mengerutkan dahi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...