10. Rumah Soekarno (1944)

5.2K 641 210
                                    

Siap ketemu Vee dan Chaerul Saleh?

Siap ketemu Farah dan Chairil Anwar?

Siap ketemu Pipit dan Sodancho Supriyadi?

Siap ketemu Nafla dan Mohammad Hatta?

SIAP RAMEIN LAPAK BATAVILOVE?!

Budayakan vote dulu sebelum baca, sebagai readers yang budiman. Semisal masih menemukan typo, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan. Bedakan kritik dan nyinyir. Salam akal sehat!

MERDEKA🇮🇩

°°°

Farah dan Vee menatap tak percaya pada orang di depannya yang bernama Soekarno. Farah, cewek itu menyenggol lengan Vee yang sempat terbengong.

"Vee, itu serius Soekarno Presiden pertama Indonesia?" tanyanya berbisik.

"Nggak tahu juga gue, gue nggak yakin. Masalahnya, nih Bapak Soekarnonya masih muda. Beda banget sama yang sering gue liat di versi ahjussi,"

Farah mengangguk setuju, "Nanti kita nyari kepastian! Biar pikiran kita nggak digantung sama ekspektasi yang belum jelas,"

"Bahasanyaaa. Sa ae ah lo," Vee malah tertawa seraya berjalan masuk ke dalam beriringan dengan Farah.

Keempat orang penting Indonesia itu menatap Farah dan Vee bergantian. Mereka merasa aneh, mengapa Farah dan Vee tertawa padahal tidak ada yang lucu.

Sebelum dipersilakan duduk oleh sang tuan rumah, Vee dan Farah sudah duduk terlebih dahulu.

"Yang aus, yang aus ...." Vee mengipas-ngipaskan tangannya karena merasa gerah setelah maraton dadakan tadi.

Farah menyenggol kaki Vee sedikit kencang, "Lo kayak orang miskin aja dah! Minum pake minta segala,"

Soekarno sedikit tertampar dengan ucapan Farah, padahal Farah tak bermaksud demikian, "Maafkan saya karena tidak menjamu kalian. Sebentar,"

Sedetik dari itu, Soekarno memanggil pembantu rumahnya, Sarinah. Pembantu rumah mereka datang menghampiri tidak sendiri. Wanita itu bersama seorang wanita lain yang menggendong Anak.

"Siapa dua wanita ini, Mas?"

Vee dan Farah saling melirik saat melihat wanita yang menggendong anak tersebut. Tiba-tiba Vee berdiri, "Kami bukan orang Londo, serius! Daritadi banyak orang yang ngira kami Londo. Capek kuping saya dengernya," Vee mengorek telinganya.

"Jijik anjim!" Farah menurunkan tangan Vee yang mengorek telinganya.

Chaerul menahan tawanya, sedangkan Chairil menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan karena menahan tawa yang sedikit berbeda dari Chaerul.

Soekarno hanya tersenyum mendengar ucapan Vee, "Mereka para pendatang dari luar Jakarta, Fatma. Mereka hampir menjadi tawanan Nippon. Beruntung Bung Chaerul dan Bung Chairil yang menyalamatkan."

"Halahhh, itu juga terjadi karena perbuatan mereka! Membuat ricuh! Memancing amarah para cecunguk Nippon! Sebenarnya sia-sia saja buat ditolong!"

Serentak mata semua orang yang berada di ruangan itu beralih ke Sutan Syahrir. Ucapannya barusan berhasil menyinggung perasaan Vee dan Farah.

"Maksud lo apa ya, ngab?! Anda dari tadi ngegas mulu perasaan!" Vee langsung berdiri, menunjuk Sutan Syahrir tajam. "Iri? Bilang bos! HaHaiiii! Pa pale pa pale papale pa pale paleee..."

Bugh!

Sebuah bogeman mentah, Vee terima dari Farah yang tiba-tiba memukul kepalanya tanpa belas kasih. Vee mengaduh kesakitan. Mengusap kepalanya, seraya menatap Farah emosi. Salah dia sendiri, yang malah joged-joged tiktok. Padahal situasi sedang serius.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang