30. Negeri yang Sering Terjajah

3.5K 540 149
                                    

Selamat datang buat readers baruuu! Yang baru aja menghinggapi lapak ini, terima kasih atas vote dan coba sering koment di cerita BataviLove yok. Berilah komentar yang bijak, positif, dan memiliki kode etik. Kenapa? Karena dengan komentar bijak kalian, cerita ini bisa dipandang baik oleh orang-orang.

Di sini, BataviLove dibuat untuk mencerdaskan bangsa. Memberi tahu Anak-anak muda tentang pentingnya sejarah Negara. So, Anak-anak muda, yuk komentarnya yang sopan. Karena ya itu. Sebenarnya ada beberapa komentar yang tidak pantas untuk ditujukan kepada para pahlawan. Biasakan beri komentar yang baik ya readers kami tersayang. Panggil nama mereka dengan hormat serta santun. Jangan pakai "la, lu, la, lu". Soal cerita kami, memang kami memakai kata "lo gue", karena menyesuaikan dengan cerita. Tetapi, ada yang tidak seperti itu kok. Contohnya Nafla ke Hatta. Semoga paham dan tidak mengulangi, serta tidak ada pihak yang merasa tersinggung. Terima kasih buat readers tercinta yang sudah mengerti.

Sejenak kita berdoa dulu yuk, untuk pahlawan negeri ini yang sudah banyak berjasa. Lalu, doa untuk Indonesia, negeri kita tercinta yang akhir-akhir ini sering dilanda musibah. Alfatihah....

Semisal masih ada typo yang ditemukan, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan. Jangan lupa vote dan comment. MERDEKA🇮🇩

Penulis part: Nafla080803 & pipit_vie

°°°

"Kok lo ingkar janji?!" amuk Nafla langsung memanas hatinya.

Padahal Pipit sudah berjanji kepada Hatta akan mengantarnya pulang dengan selamat sampai rumah. Sekarang, secara tiba-tiba Pipit mengingkari semua janjinya. Semisal Hatta mengetahui ini, habis-habisan Pipit akan dimarahi pria berkaca mata itu.

Pipit tersenyum lebar, "Hehe, lo ngerti dikit kek, Naf. Gue kan mau ehem-ehem, gue butuh penyegaran selain liat Pak Soekarno terus." Suara Pipit agak memelan saat mengucapkan nama Soekarno.

"Pikiran gue seketika traveling denger lo bilang ehem-ehem. Awas aja lo sampe khilap ama Supriyadi." Peringat Nafla yang dibalas Pipit dengan menepuk lengan Nafla tiga kali.

"Sans aja."

"Terus gue pulangnya sendirian gitu?" Nafla menatap tak suka Pipit, "Datang tak dijemput, pulang tak dihantar."

"Jelangkung lo?" Pipit tertawa kencang yang membuatnya ditegur oleh Soeharto yang baru saja lewat untuk menghampiri Ahmad Yani.

"Jangan tertawa keras-keras, Nona. Bila tersedak, anda bisa bertemu malaikat nanti." Pipit terbelalak sedangkan giliran Nafla yang terbahak-bahak.

Soeharto hanya tersenyum lalu berlalu pergi. Nafla berhenti tertawa, "Serius gue. Masa gue pulang sendiri? Jahat banget lo sama gue, Pit. Kemusuhan kita!"

Pipit menatap Nafla sekilas lalu beralih ke Ahmad Yani yang tak jauh darinya sedang berbincang dengan Soeharto. Seketika ide muncul di otaknya.

"JENDERAL AHMAD YANI!" seru Pipit yang membuat Ahmad Yani refleks menoleh. Pipit segera menyeret Nafla.

"Nona, jaga bicara Anda. Saya bukan Jenderal! Apa kata Nippon nanti bila mereka mendengar?" Ahmad Yani berujar tak suka.

"Hehe, maapin deh. Bisa minta tolong anterin Nafla pulang nggak? Gue masih ada urusan, juga nggak mungkin ngebiarin Nafla pulang sendiri malem-malem. Ya? Bisa nggak? Bisain!"

Nafla menggeplak kepala Pipit, "Kok lo maksa sih? Bego emang!"

Ahmad Yani melirik Soeharto yang menatapnya dengan tatapan menggoda, seolah-olah menyuruh Ahmad Yani untuk mengiyakan saja.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang