21. Rumah Belanda

4K 564 210
                                    

Wkwk, kaget kan kok bisa publish? Saya dan Pipit aja juga. Part ini saya buat sistem ngebut berdua dengan Pipit, makanya updatenya lama gini. Gak papa kan ya?

Eits! Sebelum baca, VOTE dulu yok! Jangan lupa spam COMMENTNYA!

Semisal masih ada typo ditemukan di part ini, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan. Happy reading dan MERDEKA🇮🇩❤

Penulis part: Nafla080803 & pipit_vie

°°°

Pipit tengah menatap cermin di depannya yang memantulkan bayangannya, "Udah cakep. Tapi ... Gue pake alesan apa ya buat keluar?"

Pipit memasukkan ponselnya ke dalam saku hoodynya, lalu keluar kamar. Saat keluar kamar dia mendengar suara ramai dari halaman depan yang berasal dari para anggota PETA baru yang sedang berlatih.

"Kamu mau kemana, Pit?" Suara Bu Fatma membuat Pipit terkejut.

"Mau jalan-jalan keliling sekitar sini, Bu. Saya kesepian kalo nggak ada temen-temen, makanya saya mau cari suasana baru, hehe ..."

Bu Fatma mengangguk, "Tapi ini siang. Cuacanya juga panas sekali. Tidak mau sorean saja?"

"Sekarang aja, Bu. Panasnya sinar matahari mah nggak ada apa-apanya sama panasnya api neraka, kata Bu Jago sih gitu," balas Pipit sambil tertawa yang juga membuat Bu Fatma tertawa.

"Kamu benar. Oh iya, di belakang rumah ada sepeda ontel, kamu pakai saja. Saya mau bantu cuci piring di dapur sama ibuk mertua." Setelah berpamitan dengan Pipit, Bu Fatma ke dapur untuk membantu cuci piring. Sebenarnya Pipit merasa tak enak karena dia tak ikut membantu, tapi janji dengan teman-temannya lebih penting.

Pipit menatap sepeda ontel di depannya, "Mayanlah nih sepeda, kagak burik-burik amat. Tapi sedelnya tinggi juga yak!" Pipit pun mulai menaiki sepeda dengan susah payah.

Dia mulai mengayuh dan melewati halaman depan yang tampak sangat ramai oleh anggota PETA baru, para pahlawan yang sudah dia kenal juga para Nippon.

Kring! Kring!

Sejenak para anggota PETA yang tengah latihan baris-berbaris itupun berhenti untuk menatap Pipit yang tengah mengendarai sepeda ontel.

"SUPRIYADI!! SARANGHAE!!!" Pipit melayangkan purple heart dengan jari tangan kirinya.

Di tempatnya Supriyadi mengerutkan keningnya karena tak paham. Setelahnya raut wajah Supriyadi menjadi terkejut kala melihat Pipit yang akan menabrak salah satu Nippon yang baru memasuki pelataran rumah Soekarno.

"WOI AJINOMOTO! MINGGIR! AAAA-"

BRAK!

Pipit terjatuh, lalu Soekarno dan Supriyadi sontak berlari menghampiri Pipit untuk membantunya terbangun. Sedangkan tentara Nippon yang hampir kena tabrak Pipit malah tertawa dan mengejek Pipit dengan bahasa Jepang.

Soekarno membantu mengangkat sepeda yang menimpa Pipit, sedangkan Supriyadi membantu Pipit untuk berdiri.

"Mengapa Anda ceroboh sekali?! Berhati-hatilah!"

Pipit merengek, "Oppa kok malah marahin gue sih?! Harusnya dibaikin kek!"

Supriyadi tak membalas, dia hanya membantu membersihkan kotoran yang menempel di baju Pipit.

"Kakimu terluka, Pit. Sebaiknya kembali ke dalam untuk diobati." Pipit tersadar kalau ada Pak Soekarno yang turut membantunya.

Pipit menatap kakinya lalu jam tangan yang menunjukkan hampir jam dua siang bergantian. Dia kemudian menatap Pak Soekarno, "Duh, Pak, luka kecil doang ini mah! Nanti aja diobatin, saya buru-buru!"

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang