Sebelum baca, biasakan Vote sebagai bentuk dukungan kalian untuk cerita ini. Semisal masih ada ranjau typo yang bertebaran, mohon dimaafkan. Oke, siap spam comment? Happy reading! Merdeka🇮🇩
Penulis part: pipit_vie
°°°
Raut wajah Pak Soekarno yang nampak aneh di mata Pipit membuat kecurigaannya semakin menjadi.
"Kayaknya bener, Pak Soekarno naksir gue! Anjrit! Gue nggak mau jadi Istrinya!"
"Temanmu sudah pulang, Anda ingin tetap disini dan menjadi nyamuk demam berdarah bagi anggota PETA?"
Pipit tersadar dari lamunannya, dia menatap Supriyadi yang jelas sekali mengusirnya. Sedangkan Soekarno tanpa kata memilih masuk kembali ke dalam rumah bersama yang lain meninggalkan Pipit dan para PETA juga beberapa tentara Jepang.
"Gue pergi, nanti lo rindu gimana?"
Terdengar siulan dari beberapa rekan Supriyadi terutama Muradi yang menaik-naikkan sebelah alisnya ke arah Supriyadi.
Supriyadi menyentil kening Pipit, "Anda terlalu keras hati, Nona."
Pipit mencebik kesal, baru kali ini ada orang yang menolaknya secara langsung, eh dua orang, termasuk bosnya.
Manik mata Pipit tak sengaja menatap Ahmad Yani yang sempat menatapnya. Kalau dipikir-pikir kenapa mata Nafla jeli sekali bisa tahu kalau lelaki itu adalah Ahmad Yani. Selama dia sekolah, dia hanya tau nama Jendral itu. Wajahnya Ahmad Yani, jujur Pipit akui dia tak tahu.
"Jendral, saya nggak nyangka dapet kesempatan bisa ketemu, Jendral." ujar Pipit disertai dengan senyuman, "Saya sendiri takjub sama temen saya Nafla, kok bisa apal muka Jendral. Tapi saya akui Jendral keren bangett!! Badas!" Pipit mengacungkan dua jempolnya ke arah Ahmad Yani.
"Dia bukan Jendral, Nona," sahut Supriyadi datar.
Pipit menatap serius Supriyadi, "Pegang kata-kata gue, Oppa! Dia-," Pipit menunjuk Ahmad Yani, "Bakal jadi Jendral, nanti."
"HEI NONA!"
Pipit menoleh, mendapati titisan Orochimaru yang membuatnya terjatuh tadi berseru keras padanya.
Pipit menjadi kesal, "APAAN WOI?!"
Titisan Orochimaru itu mendekat, "Anata no sonzai ga shin'nyū shain no torēningu o samatagete irunode, umaku ikimasu. (Kehadiranmu ini hanya mengganggu pelatihan anggota baru, sebaiknya kau cepat pergi!)"
Pipit menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia tak paham, dia menarik kain lengan Supriyadi, "Dia ngomong apaan sih?"
Supriyadi tanpa sadar berbisik, "Dia menyuruhmu pergi. Sebaiknya Anda pergi sebelum kepala Anda berlubang." Supriyadi kembali berdiri tegak, lelaki Jepang didepannya ini termasuk orang penting karena dia adalah tangan kanan Kolonel Yataro.
Pipit membulatkan matanya, dia menatap senapan laras panjang yang tersampir di lengan titisan Orochimaru itu dengan ngeri.
"Kuài diǎn bèndàn! Wèishéme tā hái zài zhèlǐ! (Cepat pergi! Mengapa masih disini, dasar bodoh!)" Ucap titisan Orochimaru itu dengan seringainya.
Supriyadi kembali berbisik, "Kali ini saya tidak tahu dia berbicara apa. Dia memakai bahasa Mandarin."
Pipit mengangguk menanggapi Supriyadi. Pipit balas menyeringai, "Lo pikir gue bodoh? Gue nggak paham lo ngomong apa gitu?" suara yang Pipit keluarkan sangat keras hingga para anggota PETA yang melanjutkan latihan kembali terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...