Seperti biasa, kami ingatkan VOTE dulu sebelum baca biar gak lupa. Dan jangan lupa komentarnya menurut kalian part ini gimana. Okedoki, MERDEKA!
Penulis part: pipit_vie
°°°
Masih di bulan suci ramadhan, bulan penuh keistimewaan yang terjadi pada bulan Agustus tahun 1945. Pipit memandang langit pagi yang nampak cerah sembari menjemur baju miliknya juga punya Vee.
Sudah lama juga dia tinggal di rumah Soekarno, menyaksikan peristiwa bersejarah yang dituliskan dalam buku sejarah dan sering sekali membuatnya terkantuk-kantuk kala mempelajari semasa dia masih sekolah.
"Pit, apa semalam kamu melihat tukang sate yang lewat di depan rumah?"
Pipit terlonjak kaget kala mendengar suara Soekarno. Pipit menoleh lalu mendapati Soekarno yang memakai sarung juga kaos putih polos.
"Nggak tuh, Pak. Kalo tukang gali kuburan saya liat." Memang benar, semalam dia melihat tiga bapak-bapak penggali kubur lewat depan rumah Soekarno.
Soekarno mendengus, sudah hapal betul sifat Pipit yang menyebalkan, "Kalau itu aku juga tahu. Mbah Surip kan memang berpulang sehabis terawih tadi malam."
Pipit tertawa, "Santuy, Pak, santuy. Lagian Pak Karno mah janji-janji doang katanya mau traktir saya sama Vee makan sate ayam,"
"Maka dari itu, kalau kamu melihat tukang satenya langsung panggil saja. Puas sekali waktu itu aku makan sate lima puluh tusuk sendirian, haha," Soekarno mengingat kembali tempo hari dimana dia pulang sehabis dilantiknya dirinya menjadi presiden. Di jalan dia bertemu tukang sate ayam, karena lapar dia memesan sate lima puluh tusuk lalu memakannya sendirian dengan lahap.
"Daripada nunggu tukang sate yang nggak ada kepastian macem cintanya Pipit, mending kita adain bukber aja."
Nggak ada hujan nggak ada angin, Vee datang sambil memakan singkong rebus. Di belakangnya terdapat Bi Sarinah yang membawa tas anyaman bersiap ke pasar.
"Bukber?" Soekarno menatap Vee yang ada di sampingnya dengan wajah penasaran.
"Buka bersama, Pak. Makan-makan kita! Yuhuu!" Vee bersorak senang. Saking senangnya hampir saja singkong di tangannya mengenai wajah Soekarno.
"Soal makanan aja lo nyahok! Giliran disuru masak aja, seribu alasan lo layangin ke gue. Gitu yang katanya anak bangsa yang berguna?" Sindir Pipit.
"Pagi-pagi udah ngajak ribut aja lo, Pit! Betumbuk kuy!" Vee yang hendak maju segera ditahan Soekarno.
"Sudahlah jangan bertengkar terus! Aku pusing melihat kalian berdebat, bertengkar, jambak-jambakan setiap hari." Soekarno menghela nafas lelah. Dulu, kenapa dia sukarela menampung kedua wanita ini?
"Don't play-play, bosque!" Ucap Pipit sambil tertawa ke arah Vee.
"Nggak bisa ngomong enggres jangan sok keras!" Hardik Vee yang membuat Pipit menghentikan tawanya. Pipit menatap Vee tak suka.
Tak ingin ada keributan lagi, Vee ditarik masuk ke dalam rumah oleh Soekarno sambil mengiming-imingi Vee bahwa Soekarno akan membuatkan kopi susu untuk Vee. Vee sendiri senang karena kopi susu kali ini limited edition buatan bapak presiden pertama Indonesia.
Kini tinggal Pipit sendirian yang masih di teras rumah ditemani keheningan. Saat menjemur baju terakhirnya, Pipit merasakan ada orang yang memperhatikannya dari arah belakang. Saat Pipit menoleh dan menelisik ke sekitar, dia tak melihat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...