Sebelum baca, biasakan VOTE dulu ya. Semisal masih ada typo, mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan. Baca sambil denger mulmed Happy Reading, MERDEKA🇮🇩
Penulis part: pipit_vie
°°°
Semakin lama, Pipit semakin bosan. Dia ingin segera pulang saja. Kali ini benar-benar ingin pulang, tetapi dia harus menunggu waktu pulangnya yang masih lama lagi.
Semburat jingga di langit, menyisakan bekas air mata di pipi Pipit. Sejauh matanya memandang, hamparan padi hijau begitu menyejukkan hati di sore hari ini. Setidaknya alam adalah bagian obat hati selain doa.
Meskipun demikian, rasa sedih dan sesak masih bersemayam dalam lubuk hatinya. Mendengar kabar dari Soekarno, bila Supriyadi gagal melakukan penyerangan kepada Jepang dan sekarang tidak tahu nasib Supriyadi.
Nasib teman Supriyadi juga kini tinggal kenangan. Orang yang paling dikenal Pipit adalah Muradi. Kabar yang dia dengar, Muradi dihukum mati.
"Nggak jatuh cinta rasanya hambar, giliran jatuh cinta rasanya bukan maen sakitnya. Kenapa harus ada cinta, sih?" Pipit mengusap wajahnya kasar.
Setelah puas menyendiri di gubug dekat persawahan daerah rumah Udin, Pipit memilih untuk pulang saja karena langit sudah mulai gelap. Sebelum melangkah pergi, Pipit ingat betul bahwa gubug ini pernah menjadi saksi dirinya bersama Supriyadi sang pahlawan Valentine menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bercanda.
Saat Pipit berbalik, Pipit terkejut dengan kehadiran pria bermata sipit dihadapannya. Pria itu menyeringai ke arahnya kemudian berjalan pelan ke arahnya yang membuat Pipit tanpa sadar mundur selangkah.
"Tak kusangka, penyelidikanku berakhir dengan menemukan vodca memabukkan sepertimu, Pipit."
Pipit meneguk ludahnya kasar, perasaannya tiba-tiba tidak enak, "Ng-ngapain lo ada disini? Minggir lo! Gue mau pulang!"
Pipit semakin menciut tatkala Kamize sudah berdiri tegap dihadapannya, menatap Pipit bagai mangsa yang siap disantap.
"Akan kuantar kau pulang. Tetapi sebelum itu, bersenang-senanglah denganku terlebih dahulu. Jadilah jugun ianfu untukku."
Mata Pipit terbelalak lebar. Dia segera menendang perut Kamize lalu melarikan diri. Kamize mendesis kesakitan karena tendangan Pipit sangatlah kencang.
"Tak akan kubiarkan kau lolos! Terpaksa aku melakukan ini."
DOR!
"ARGH ..."
Pipit terjatuh dan mengerang kesakitan karena kakinya tertembak. Darah mengalir banyak dari kakinya.
Kamize datang dengan tawanya yang menggema. Kamize langsung mengangkat Pipit diatas pundaknya seperti mengangkut beras.
Pipit meronta-ronta berusaha untuk lepas dan berteriak minta tolong, "TOLONG! XAVERIUS, TOLONGIN GUE!"
"Tak akan ada yang mendengarmu. Kau datang ke perangkap tanpa perlu kupancing, Pipit. Hahaha,"
"NAFLA! VEE! FARAH! TOLONGIN-"
Pipit berhenti berteriak setelah hilang kesadaran karena Kamize menekan kaki Pipit yang terluka hingga makin mengeluarkan banyak darah.
°°°
Bu Fatma duduk cemas di ruang tamu sembari memangku Guntur yang tengah mengoceh tak jelas. Mata Bu Fatma tak lepas dari jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...