Sebelum baca, biasakan Vote sebagai bentuk dukungan kalian untuk cerita ini. Semisal masih ada ranjau typo yang bertebaran, mohon dimaafkan. Oke, siap spam comment? Happy reading! Merdeka🇮🇩
Penulis part: pipit_vie
°°°
"Kalau bukan gue yang mulai, kayaknya nggak ada yang nyari petunjuk deh," Pipit menatap Guntur yang terlelap karena tidurnya.
"Nafla juga kayaknya udah terkontaminasi kebucinan Pak Hatta, hmm ... Vee sama Farah apalagi?"
Pipit berdiri dari duduknya, "Gue nyari sendirian aja deh kalo gitu." Pipit berjalan keluar kamar dan meninggalkan Guntur di kamar orang tuanya. Pipit menjaga Guntur karena Bu Fatma tengah pergi ke pasar brsama Bi Sarinah.
"EH ANJIM MALING!" Teriak spontan Pipit saat berpapasan dengan Soekarno yang tengah memegang secangkir teh di tangannya.
"Maaf membuatmu terkejut, Pit. Em, tidak mungkin aku mencuri di rumah sendiri, kan?" Soekarno menaikkan sebelah alisnya sembari terkekeh pelan.
Pipit tersenyum malu, "Hehe, refleks tadi, Pak,"
"Guntur sudah tidur, Pit?" Pipit mengangguk, "Kamu akhir-akhir ini sibuk sekali, apa memliki hobi baru?"
"Dohh! Bu Fatma mampir kemana dulu sih? Nih Pak soekarno ngajak ngobrol segala lagi."
"Hobi baru saya merenung, Pak. Merenungkan kisah asmara saya sama Supriyadi hehe ..."
Soekarno tersenyum kecut, dia meminum tehnya sejenak, setelah itu dia kembali menatap Pipit, "Kamu serius menyukai Supriyadi? Apa kamu tidak takut sakit hati bila ditolak? Setahuku Supriyadi orang yang berambisi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan tak sempat memikirkan hubungan asmaranya."
Pipit menjentikkan jemarinya, "Saya nggak takut ditolak, Pak. Saya masih bisa cari lagi, yang penting dia sayang saya dan menomorsatukan saya di hatinya." ucap Pipit mantap.
Soekarno mengangguk saja, "Ya, ku harap seorang Xaverius Fransiskus Supriyadi bisa kamu taklukkan."
Otak Pipit seketika loading, dia memproses sehuah ingatan di mana dia pernah mendengar nama Xaverius.
Pipit terkejut karena nama Xaverius pernah diucapkan oleh Supriyadi, "I-itu ... Nama panjang Supriyadi, Pak?"
Soekarno mengangguk sembari meminum tehnya. Sedangkan Pipit, akhirnya dia tahu siapa itu Xaverius.
"Pak, saya ijin pergi sampai malem, ya? Saya sedang ada bisnis pribadi yang nggak bisa saya jelasin ke Bapak."
Soekarno sempat mengernyitkan dahinya, "Baiklah, tapi kamu harus hati-hati, Pit. Aku tahu tangan kanan Yataro mengincarmu."
Pipit memperagakan gerak hormat, "Siap, Pak! Saya pergi dulu, Assalamualaikum!"
Soekarno menatap kepergian Pipit dengan tatapan lesu. Dia menghela nafas pasrah, "Aku menyerah. Dia bukan wanita yang bisa takluk dengan pesonaku."
°°°
Pipit mengusap dadanya lega kala sudah sampai di rumah Belanda, tujuannya untuk mencari petunjuk sekecil apapun dan tanpa tiga temannya. Pipit harus beberapa kali sembunyi saat bertemu para Nippon yang berpatroli.
Mata Pipit menyusuri penjuru salah satu kamar yang ada di rumah Belanda. Pipit membongkar laci meja di dekat ranjang. Ada banyak barang yang sudah berkarat karena lama tak terpakai.
"Apaan nih?" Pipit mndapati sebuah kertas coklat dan terdapat tulisan yang agak memudar.
Xxx 870601954601 P+M=SP=M 100%
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...