91. Yogyakarta Saksi Kita (Last Extra Chapter Farah

3.6K 307 221
                                    

Haloo! Apa kabar, gaes?

Ketemu lagi sama Farah di part paling akhir😭

Oya. Nanti, ada beberapa lagu yang bisa kalian dengerin. Nunggu instruksi, ya.

Happy reading!

Penulis part: dhiladhsan

***

Sepersekian detik kemudian, gadis itu terdorong dan terbanting keras di tanah. Kepalanya membentur aspal, menimbulkan efek denyutan yang lumayan menyakitkan.

Setelahnya, suara tabrakan benda disusul bunyi pecahan juga gaduh orang-orang terdengar.

Farah mendesis ngeri bersamaan dengan kesadarannya yang mengabur. Sebenarnya, ada apa dengan dia hari ini? Mimpi di kereta. Ketidak fokusan yang yang dia rasakan setelah mimpi itu. Juga mobil yang hampir menabraknya. Semuanya terjadi terlalu cepat.

Pertanyaan pentingnya, siapa yang menyelamatkannya dari mobil tak terkendali itu?

"Farah!" Sebuah suara memanggil dari sampingnya.

Farah!" Panggil suara itu lagi karena tak mendapat sahutan.

"Gak papa, kan? Gue yakin lo masih bangun. Jawab, Far!" Seru suara itu khawatir.

Farah baru akan menjawab ketika mendadak, dia merasakan tubuhnya terangkat lalu dibawa menyingkir jauh dari tempat itu. Menghindar dari pemandangan pembatas jalan yang rusak parah, juga mobil yang kacanya berserakan.

"Maaf," gumam suara itu lirih. Mata Farah membuka pelan. Dan dia syok melihat wajah orang yang menggendongnya. Kesadarannya seketika kembali utuh.

"Lepasiin!" Pekiknya kencang. Orang itu menggeleng.

"Lo pasti mau ngapa-ngapain gue, kan? Lo bukan nyelamatin gue, tapi mau nyiksa gue, kan? Lepasin! Jangan modus pegang-pegang gue!!!" Tuduh Farah beruntun. Pasalnya, wajah yang dia lihat itu lebih berpotensi mencemplungkannya kedalam siksaan dan penderitaan. Jadi, tidak mungkin rasanya kalau orang yang wajahnya dia kenali sebagai Redaktur Sengak ituyang jadi penolong.

Ariel hati-hati melepaskan Farah. Gadis itu langsng bangkit berdiri. "Bagus. Harusnya lo nyautnya dari tadi supaya gue gak TERPAKSA pegang lo," ucapnya sengak sekali.

"Bilang aja lo mo modus, kan?! Mana yang nyelametin gue? Gue pengen berterima kasih sama dia."

"Tuhan yang nolongin. Terima kasih sama Tuhan percobaan bunuh diri yang lo lakuin enggak jadi berhasil."

"Gue gak bunuh diri, ya! Enak aja lo!" Farah langsung membantah. Dia masih punya utang yang belum dilunasi.

"Udah, cepet bilang siapa perantara Tuhan yang nyelamatin gue!" Farah mendesak.

Ariel diam saja. Pertanyaan Farah dibiarkannya tak terjawab. Baginya, Farah tak perlu tahu kalau sebenarnya dia yang cepat-cepat mendorong Farah menghindari mobil yang melaju tak terkendali di detik-detik berbahaya. Sebuah rasa pada gadis itu yang tak dia mengerti apa namanya membuat Ariel tak peduli semisal tadi dia yang jadi tak terselamatkan.

"Lo bisa periksa misal ada yang sakit. Jangan gitu lagi, Far," gumam Ariel tiba-tiba, membuat Farah mengerutkan kening heran. Pasalnya sama sekali tidak nyambung dengan yang tadi dia tanyakan.

"Hah? Lo ngomong apa tadi?"

Farah merasa aneh, sungguh. Lagi kesambet apa Ariel hari ini? Farah sangat yakin, Ariel tidak akan bilang begitu kalau sedang sadar. Jadi, pasti ada yang merasukinya.

Ariel menggeleng. "Gak ada. Gak penting buat diulang."

Farah malas memaksa. Lebih baik dia kembali ke Nesi untuk mengambil barangnya yang tertinggal lalu pulang saja sekarang. Mumpung Ariel sedang aneh dan lupa menyiksanya dengan liputan seabrek.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang