Memang sengaja kok, gak publish kemarin malam. Kami memberikan ruang pada kalian, bisa jadi bosen vote dan comment terus. Makanya berefek pada vote dan comment yang menurun. Mungkin dengan cara ini, para sider dan yang belum pernah comment bisa intropeksi diri. Canda interopeksi. Udah ah, skip. Entar dapet haters. Yhaa...
Oh, ya, tanggal 18 maret, Nafla, Vee dan Farah sudah masuk tahap sibuk-sibuk ujian. Mohon pengertiannya, bisa jadi part besok bisa semingguan publishnya. Gak tau juga. Apalagi part besok dah masuk sidang bpupki.
Okelah, happy reading & Merdeka🇮🇩
Penulis part: Nafla080803 & coklatastor
°°°
Menuju sofa ruang tamu harus melewati kamar Nafla. Hatta yang datang dari arah dapur, melintas di depan kamar Nafla yang pintunya tidak tertutup. Terlihat sosok Nafla tengah berkaca. Otomatis saja kaki Hatta berhenti melangkah. Bagai ada bisikan yang menyuruh ia berhenti dan memperhatikan kegiatan Nafla. Hatta mengernyit heran. Ia perhatikan, tiap selesai mandi pagi, Nafla selalu mengusapkan sesuatu dimukanya.
Pernah sekali Hatta iseng bertanya mengenai barang tersebut. Kata Nafla itu adalah perawatan muka bernama skincare. Hatta geleng-geleng kepala takjub. Rupanya wanita butuh benda semacam itu untuk mempercantik diri. Lihatlah. Setelah memoleskan mukanya, Nafla bicara sendiri di depan kaca. Sepertinya wanita itu tidak menyadari kehadiran Hatta.
"Omaigaatt! O... Maigat, o mai no, o mai waw! Look at this! Look! Who is that? She is a very beautiful woman. The woman in front of the mirror is the most beautiful woman like an angel. Jangan di skip, jangan di skip, pokoknya jangan di skip. Calon istri idaman mau lewat. Pipip, pipip, calon ibu! Pipip, pipip, calon ibu... Pipip, pipip, calon ibu dari Anak-anak kamu!"
Napas Hatta tertahan melihat Nafla yang mendadak berjoget. Rambut wanita itu terbang ke sana ke mari. Hatta tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Yang pasti, kelakuan Nafla sukses membuat hati Hatta mencelos.
"Sekali putaran, setengah putaran, bersihkan sel kulit mati dan kotoran. Lalu, menyilang menyilang komedo berkurang, putar putar di wajah... Bilas! Multivitamin! A... Be... Ce... De... Lah, goblok! Gue kan ambassador ponds!"
Hatta menghela napas berat. Lama berdiam diri melihat kelakuan Nafla, dadanya bisa sesak dan sulit bernapas. Hatta putuskan menjauhi kamar Nafla. Pria itu membawa dua buku di tangan. Ia menduduki salah satu sofa yang paling mendapat sinar cahaya.
Tapi sebelum mulai membaca, terlebih dulu Hatta menghidupkan piringan hitam. Itu merupakan cara ampuh meredam suara dialog aneh Nafla di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...