37. Gelas-Gelas Kaca (Hatta & Nafla)

3.2K 531 204
                                    

Sebelum baca, jangan lupa biasakan VOTE ya. Saya heran, ada beberapa readers yang cuma comment, tapi dia gak vote-vote. Itu liatnya ngakak sambil nahan kesel tau😂. Mana yang begitu comment kritik doang. Keliatan banget lagi nyari-nyari kesalahan. Masih saya pantau, belom saya block. Ya, ini saya lagi nyindir. Gak seneng? Yok, langsung mutualan aja di sosmed Nafla. Yang suka marah-marah begini Author Nafla. Biarin kalo kalian anggap saya sensian gak masalah. Karena saya paham, readers setia BataviLove nggak akan bertindak meresahkan begitu🍅❤️

Lalu, spam comment yak jangan lupa. Sebagai readers yang budiman, berikan comment sopan, positif dan membangun di lapak BataviLove. Hargailah Pahlawan kita gaes. Semisal masih ditemukan typo, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan.

Happy reading dan MERDEKA🇮🇩

Penulis part: Nafla080803

°°°

Gelap. Nafla melihat kanan kirinya. Semuanya gelap. Sedikitpun tidak ada cahaya yang menerangi. Dadanya sesak, sulit bernapas. Sekujur tubuhnya pun tidak bisa bergerak. Nafla merasa terikat. Nafla tidak tahu dirinya di mana. Dia berada di sebuah ruang kosong nan hampa.

Tak lama berselang, cahaya terang benderang datang mendekatinya. Cahaya itu silau sekali, sampai Nafla tidak tahan membuka mata. Nafla menutup matanya hingga ia rasa cahaya itu tidak ada lagi.

Cahaya itu mulai redup. Akhirnya Nafla bisa leluasa membuka matanya. Setelah matanya terbuka, Nafla baru bisa merasakan sesuatu yang bebas. Ia tidak merasa tubuhnya diikat lagi, tapi keadaan masih gelap.

"Di mana ini?" gumam Nafla bertanya-tanya. Suaranya terpantul menimbulkan gema berkepanjangan.

Nafla melihat sekujur tubuhnya. Ia mengenakan pakaian putih bersih. Nafla pun baru menyadari, jika ia sedang berdiri di sebuah ayunan.

"Sebenarnya gue ada di mana? Apa jangan-jangan, gue udah mati?" pikir Nafla, langsung menduga hal buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya gue ada di mana? Apa jangan-jangan, gue udah mati?" pikir Nafla, langsung menduga hal buruk. Tercermin dari pakaian yang ia kenakan seperti penghuni alam baka.

Nafla sering melihat pakaian ini dikenakan orang mati di film-film. Maka dari itu, ia bisa punya pikiran buruk semacam ini. Mengingat tragedi yang ia alami sebelum bisa sampai di sini dipukuli oleh Jepang. Bisa saja ia mati karena insiden itu.

Nafla berdecak, "Jepang kampret! Mati beneran kan gue! Awas aja lo! Gue hantuin lo sampe mampus! Malah belum nikah lagi. Kasihan bener nasib gue."

Mendadak Nafla lesu. Ia meratapi nasibnya yang sangat mengenaskan. Mati dalam keadaan jauh dari keluarga. Menyedihkan sekali. Belum tentu keluarganya tahu ia mati.

"Kira-kira bangkai gue ada di mana ya? Setidaknya di kubur dong, sialan!"

Mata Nafla mulai memerah. Meratapi nasibnya yang amat tragis, membuat ia tambah sedih. Setetes air mata Nafla jatuh tanpa dipersilahkan.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang