39. Sekolah Bangsa

3.5K 521 318
                                    

Jumlah kata di part ini ada 5646, belum termasuk Author note. Jadi, jangan sampe bosen baca part kali ini yak. Sebelum baca, biasakan Vote dulu yok dan sambil baca, putar mulmed di atas. Semisal masih ada typo di part ini, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan. Dan, jangan berani-berani jiplak BataviLove! Ada hukum di Negeri ini!

Happy reading & Merdeka🇮🇩

Penulis part: Nafla080803 & dhiladhsan

°°°

Farah tak berhenti tersenyum sejak berangkat dari rumah Syahrir. Pasalnya, hari ini adalah hari pertama mereka akan membuka sekolah  yang sudah direncanakan dari jauh hari. Menurut rencana yang Farah tangkap kemarin, katanya sekolah itu akan dibuka di rumah Hatta. Yang berarti juga, akan ada Nafla di sana.

"Uhuuyy, gak sabar ketemu Nafla, terus bikin rusuh!" Farah cengengesan di akhir kalimat. Sutan Syahrir sontak melotot mendengar kalimat Farah.

"Apa tadi kau bilang, Farah? Berani kau lakukan, ku berikan kau pada Nippon secara cuma-cuma!" ancam Sutan Syahrir memberi pelototan garang.

"Bodo amat..."

"Apa kau tidak berpikir dua kali dulu sebelum mengajaknya, Bung?" omel Sutan Syahrir dalam hati.

"Jangan melamun, Paman!" Peringat Chairil Anwar, matanya melirik ke depan.

Teguran itu memutus lamunan Sutan Syahrir yang membayangkan kemungkinan terburuk nasib rencananya dengan Hatta. Sutan Syahrir kembali fokus mengemudi, sementara Farah melirik ke Chairil Anwar yang duduk sendirian di belakang.

"Oy, Chairil!" Farah memanggil pelan. Chairil memandang Farah sekilas.

"Ya, Nona?"

"Elo gak kesambet kan? Elo sehat, kan?" Farah memberondong Chairil dengan pertanyaan, pasalnya Farah merasa hari ini Chairil jadi lebih kalem.

Chairil menggeleng pelan sebagai jawaban. Mobil Sutan Syahrir berhenti, Farah jadi urung bertanya lagi.

"Sudah sampai," ucap Sutan Syahrir dengan tangan kanan membuka pintu kemudi bersamaan dengan tangan kiri yang membawa buku bahan mengajar. Dia berjalan memutar, membukakan pintu untuk Farah yang hampir dilakukan oleh Chairil Anwar.

Farah turun dengan mata menyala terang. Dia menyempatkan menutup kembali pintu mobil Sutan Syahrir, setelahnya menarik tangan Chairil sengaja. Farah kaget saat tangannya bersentuhan dengan tangan Chairil yang dinginnya mengalahkan es batu di warung tempura langganannya.

"Buset! Dingin banget tangan lo, Chairil!" Farah mengamati tangan Chairil.

"Ril, elo sebenernya kenapa?" tanya Farah khawatir. Pasalnya wajah Chairil pucat.

Chairil menggeleng. "Aku baik-baik saja, Nona Farah. Ayo, jalan kembali. Paman sudah jauh di depan."

Sorot mata Farah beralih menatap ke depan. Di depannya, ia melihat sebuah gubuk yang dari kejauhan tampak di penuhi Anak-anak.

 Di depannya, ia melihat sebuah gubuk yang dari kejauhan tampak di penuhi Anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang