70. Senandung Rasa (Sani & Vee)

2.2K 397 169
                                    

Halooo!

Apa kabar nih semuanya?

Siap buat vote dan spam komen?

Jangan lupa putar mulmed di atas sembari baca, ya!

Ok deh, happy reading!

°°°

Merdekanya Indonesia membawa dampak yang sangat siknifikan bagi Jakarta. Suasana berubah. Wajah orang-orang yang biasanya mendung dan suram, kini tampak jauh lebih bercahaya.

Vee yang lagi duduk santuy di halaman rumah Pak Soekarno, tengah asyik mendengarkan radio. Radio kecil itu Vee pinjem dari Sani. Sampe sekarang juga belum Vee balikin.

Lagu yang diputar didominasi oleh lagu klasik dan kroncong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagu yang diputar didominasi oleh lagu klasik dan kroncong. Pas banget sama suasana indah masa lalu. Ditambah dengan bakwan hangat yang diproduksi langsung oleh dapur Bi Sarinah dan Pipit, beuh, mantep banget.

Oh iya. Ngomong-ngomong soal Pipit, Vee juga gak tahu doi lagi di mana. Ngilang mulu. Kayak gosht. Gosting.

"Selamat pagi para pendengar. Dipagi yang merdeka ini, saya Sri Ayati, akan menemani anda selama tiga jam ke depan."

Suara lembut perempuan penyiar yang menyapa pendengar dan tak henti mengabarkan kemerdekaan, membuat Vee insecure. "Ampuuun, itu suara atau nastar? Renyah beut perasaan!" Vee berdecak kagum.

Nada sendu Jembatan merahpun berkumandang. Sesekali, mulut Vee ikut menggumamkan lirik yang mulai ia hafal. Jembatan Merah emang lagi jadi top hits di era ini. Kalau kalian nyanyikan lagu itu di jalan-jalan pasar, dijamin langsung jadi konser dadakan.

Diiringi lembutnya tiupan flute serta gesekkan biola dan petikkan kentrung, suara khas milik Gesang indah sekali membawakan karyanya. Tak lupa, bunyi kresek-kresek ciri rekaman zaman dulu menambah lengkapnya pagi menjelang siang.

Jembatan merah

Sungguh gagah

Berpagar gedung indah

Sepanjang hari yang melintasi

hilir berganti.

Vee melahap bakwan jagung ketiganya. Sementara lagu terus berlanjut.

"Non, ini tehnya," Bi Sarinah menginterubsi, meletakkan segelas teh hangat di atas meja.

"Wah, makasih banyak loh, Bi. Gak usah repot-repot," Vee tersenyum ke arah Bi Sarinah.

"Ah, Non Vee ini kok yo nggaya toh. Bilang aja, seneng dibawain Bibi. Iya ndak?" Ucapan telak Bi Sarinah dibalas Vee dengan cengiran.

"Aduh, Bi Sarinah tahu aja. Omong-omong, bakwannya mantep nih Bi. Bakwan jagung orang kaya," Vee mengalihkan topik.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang