14. Guntur Soekarnoputra Sakit (Pipit)

3.4K 524 87
                                    

Vote dan spam Comment seperti biasa, oke? Yang sider, ayoo dong kerja samanya. Gak baik tau, ngintip doang di mari. Bhaks! Semisal masih ada typo, Pipit minta maaf yak.

Salam Merdeka rakyat Indonesia🇮🇩

Penulis part: pipit_vie

°°°

Di dalam kamar setelah mandi, Pipit guling-guling tak jelas karena merasa frustasi akibat tatapan Pak Soekarno tadi. Terasa aneh baginya.

"Gue merinding njir!" Pipit bergidik ngeri. Dia kemudian duduk, lalu melamunkan kedepannya dia akan seperti apa di rumah Pak Soekarno ini. Kalau sekedar rebahan terus kan tidak mungkin.

"Sepi juga nggak ada kalian huhuuu ..." Jujur, Pipit kesepian. Dia pun memilih keluar kamar untuk sekedar mencari angin.

Suasana rumah nampak sepi, entah semua orang berada di mana dia tak tahu. Pipit mengedarkan pandangan pada pintu rumah yang terbuka lebar dan terpantul sinar matahari.

"Kamu sedang apa?"

Pipit terperanjat kaget, "HUAAA EMAKNYA FALAK! Eh-" Pipit memegang dadanya yang berdegup kencang karena kaget. Ternyata yang menanyainya adalah Bu Fatma yang tengah menggendong anaknya.

Akibat teriakan Pipit, anak yang digendong Bu Fatma langsung menangis kencang karena kaget juga.

Pipit pun segera berlari mendekati Bu Fatma, "Aduh Bu, maaf banget ya ... Karena teriakan saya anaknya jadi nangis kejer gini,"

Bu Fatma menatap Pipit sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, saya juga minta maaf udah ngagetin kamu tadi. Aduh Nang, cup ... cup ..."

Bu Fatma terus menimang-nimang anaknya agar kembali tenang. Sedangkan Pipit menggaruk kepalanya yang tak gatal, dengan ragu dia berucap, "Coba saya yang gendong, Bu,"

Bu Fatma menatap Pipit berbinar, "Semoga saja dia berhenti menangis saat kamu gendong,"

Bu Fatma lantas menyerahkan bayinya ke Pipit yang tentu diajarkan terlebih dahulu bagaimana menggendong bayi dengan benar.

Sebenarnya Pipit agak takut, sebelumnya dia pernah menggendong anak sepupunya, namun hampir saja dia menjatuhkan anaknya yang masih bayi ucil karena tiba-tiba bokongnya terasa gatal.

Oekk ...

Jujur, tiap mendengar tangisan bayi, Pipit selalu teringat sinetron 'Kena Karma' yang mana bayi seorang anak miskin baru saja dilahirkan di malam hujan petir dengan tangisan yang menggema. Namun karena lahirnya Jumat Wage dan terdapat tanda lahir terkutuk, alhasil bayinya dibuang. Pipit hanya bisa geleng-geleng kepala bersama ibunya tiap menonton sinetron 'Kena Karma' itu.

"Nang ning... Ning nang ... Oookk ... Ututuu bacil imut ... Gemoyyy, coba senyum sama Kak Pipit hayuk ..."

Bu Fatma tertawa pelan sambil menatap anaknya yang perlahan berhenti menangis dan berganti dengan senyum lebar memperlihatkan gusi-gusinya. Masih bayi jadi wajar kalau ompong, seandainya Pipit yang ompong, ah mantap! Pipit bakal mandi kembang sembilan rupa.

"Namanya siapa, Bu, kalo boleh tau? Duh, gemesh ..." Pipit mencubit pipi anak Bu Fatma yang malah membuat bayi itu tersenyum lebar kembali.

"Nih anak Pak Karno retceh banget dah! Dikit-dikit senyum lebar. Untung belum punya gigi, bisa kering gigi lo dasar bacil, bayi kecil!"

"Namanya, Guntur Soekarnoputra."

"Wuidihh cakep bener namanya, Bu!"

Bu Fatma tersenyum malu, "Terima kasih."

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang