64. Rengasdengklok

3.1K 432 241
                                    

Hai, selamat datang di part detik-detik menjelang proklamasi. Dimohon kerja samanya dengan menekan tombol VOTE & JANGAN PELIT COMMENT! Mohon maaf apabila masih menemukan typo di part ini, karena manusia tidak luput dari kesalahan.

Happy reading, MERDEKA🇮🇩

°°°

16 Agustus 1945, waktu jarum jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Hatta baru saja menyelesaikan sholat sunnah tahajjud. Hatta keluar kamar, rencana bersiap makan sahur. Tentu sekalian membangunkan Nafla. Namun ternyata, orang yang bersangkutan lebih dulu bangun. Ketika Hatta membuka pintu, Nafla pun membuka pintu. Alhasil, mereka keluar kamar bersamaan dan hampir tertabrak.

"Hah, Hatta mengagetkan saya!" Nafla memegang dadanya yang berdegup kencang. Ia terkejut, lantaran berhadapan dengan Hatta secara tiba-tiba.

"Kamu sudah bangun ternyata. Saya awalnya ingin membangunkan, kamu." Hatta kemudian memperhatikan pakaian Nafla yang tampak rapih. Seperti orang ingin bepergian. "Kenapa pakaian kamu rapih sekali? Selarut ini mau pergi ke mana?"

 "Kenapa pakaian kamu rapih sekali? Selarut ini mau pergi ke mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, i--ini. Saya ma---"

Tok! Tok! Tok!

"Bung! Bung Hatta! Bung!"

Tok! Tok! Tok!

Seseorang menggedor tidak sabaran, serentak membuat Nafla dan Hatta menoleh ke pintu. Ralat. Setelah di dengar baik-baik, bukan satu orang melainkan lebih. Samar-samar terdengar yang di luar saling bicara.

Berdua dengan Nafla, Hatta membuka pintu. Banyak pemuda-pemuda di teras, menunggu. Para pemuda langsung mendekati Hatta.

"Ada gerangan apa yang membuat saudara-saudara pagi buta kemari?"

"Karena Bung Karno tidak mau memproklamasikan kemerdekaan tadi malam, pemuda sudah memutuskan untuk bertindak sendiri." Sukarni menjawab pertanyaan Hata. "Nanti, menjelang tengah hari, rakyat akan menyerbu ke kota bersama-sama dengan Mahasiswa dan PETA untuk melucuti Jepang. Bung Karno dan Bung Hatta kami bawa ke Rengasdengklok untuk meneruskan pimpinan pemerintahan Republik Indonesia dari sana."

"Kan, udah gue dugong. Bakal lama gak ya, di sana?" Nafla membatin resah. Tak sengaja, matanya melirik ke arah salah satu orang dari para pemuda. Dan, Nafla terkejut. "Anjir, D. N. Aidit, cuk! Anjiirr! Kok ada nih orang?! Anjir-anjir, gue nggak tau ngab, nih orang udah ada sebelum kasus G30S/PKI. Please, kenapa harus ada DN. Aidit? Vibes penculikan jadi horor!"

Mendengar penjelasan Sukarni, tergambar jelas di benak Hatta, hancurnya cita-cita ia dan Soekarno untuk melaksanakan kemerdekaan tanpa pertumpahan darah. Sebelum pemuda bergerak, Hatta coba melayangkan sebuah keyakinan agar pemuda mengurungkan niat mereka.

"Rencana yang kalian lakukan ini adalah suatu fantasi belaka dan akan terbentur pada realitas. Sekalipun Jepang sudah menyerah, tetapi Tentaranya masih utuh di pulau Jawa. Dengan menyerang kekuatan Jepang, saudara-saudara bukan melakukan revolusi, tetapi justru membunuh revolusi itu."

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang