1. Undangan Misterius (Nafla)

6.7K 641 94
                                    

Penulis part: Nafla080803

Trailer BataviLove

Tonton, like, comment, and subscribe

Hati-hati ranjau typo bertebaran di mana-mana! Happy reading guys🤗

°°°

Seorang wanita berbalut jas kedokteran di tubuh rampingnya, berjalan tergesa-gesa keluar dari ruang HCU. Sesaat keluar dari ruangan tersebut, mulutnya tak henti menggerutu. Berceloteh pasal keanehan pasien yang ia tangani.

"Sumpah, ya. Orang-orang makin aneh aja perasaan. Hayam Wuruk-Hayam Wuruk apaan? Hayam Wuruk toko kelontong di komplek gue, maksud lo gitu?!"

"Ada apa, sih?"

"Astaghfirullah, jantung gue mental!"

Tepukan di bahunya, mengejutkan Dokter wanita tadi yang tengah menggerutu. Dokter wanita itu memegangi dadanya yang berdebar lantaran dikejutkan oleh kedatangan seseorang pria. Rekan sejawatnya yang lebih senior.

"Dokter Juna... Ngagetin saya, ih! Untuk saya gak ada riwayat penyakit jantung!"

"Maaf, maaf. Lagian, kamu itu kenapa? Ngomong sendirian di koridor, serasa ngomong sama hantu aja." balas Dokter yang dipanggil Juna oleh Dokter wanita tadi. Tertawa kecil Dokter Juna, menanggapi.

Dari awal Dokter wanita itu keluar HCU, Dokter Juna sudah memperhatikan melalui kejauhan. Berbicara sendiri seraya berjalan. Makanya Dokter Juna putuskan menghampiri Dokter wanita itu untuk memastikan. Salahkan dugaannya yang mengira, Dokter wanita itu sedang berbicara dengan hantu.

"Itu, Dok! Saya lagi kesel!" jawab Dokter wanita itu menggebu-gebu.

Eskpresi si Dokter wanita yang berubah mendadak jadi geram, membuat Dokter Juna penasaran. Oleh karena itu, Dokter Juna pun bertanya. "Kesel kenapa, Nafla?"

"Saya itu kenapa sih, Dok, punya pasien gak ada yang bener? Kemarin punya pasien indihome—"

"Indigo, Nafla..." koreksi Juna, memotong cerita Nafla yang sedang asyik-asyiknya.

"Nah, iya, indigo. Tereak-tereak mulu tiap malem. Ganggu jadinya. Nah sekarang, saya kedapetan pasien yang bangun-bangun teriak, Hayam Wuruk, Gajah Mada! Apa sih, Dookkk?!" jerit Nafla tertahan, di akhir cerita. Keluh kesahnya berujungnya kesal, Nafla pun menjambak rambut sendiri.

Sebatas kekehan garing, Dokter Juna balas atas curhatan Nafla barusan. Dokter yang usianya berkepala lima tersebut, bingung mau merespons curhatan Nafla bagaimana.

"Yang sabar, Naf. Udah risiko jadi Dokter gitu, kok. Kamu ini kayak baru jadi Dokter aja." tambah Dokter Juna.

"Tapi, saya ini bukan Dokter ahli kejiwaan, Dookk! Allahu Rabbiii!"

"Iya, iya. Saya tau." timpal Dokter Juna, mengiyakan saja. Biar urusan cepat selesai. Kalau tidak dengan cara itu, bisa Dokter Juna pastikan obrolan ini akan panjang. Maklum, jika wanita yang sudah bercerita.

"Oh, ya, Naf. Saya ada naruh undangan di atas meja kerja, kamu. Jangan lupa di baca."

"Undangan apa, Dok?" tanya Nafla penasaran.

Biasanya ia mendapatkan semacam undangan, kala mendekati hari minggu. Sementara hari ini masih selasa. Terlebih undangan ini ia dapat dari Dokter Juna. Mau apa Dokter ini memberikannya undangan?

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang