Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________
Sebuah audi hitam berhenti di parkiran sebuah universitas negeri ternama. Aleta tak langsung keluar dari dalam mobilnya, dia masih sibuk memegang ponsel di dekat telinganya. Layar ponsel menyala menampilkan nama Ha Joon dalam sambungan telepon, tengah berbicara santai pada Aleta yang sibuk memeriksa isi tasnya. Aleta sesekali bergumam untuk membalas ucapan ayahnya, bahkan dia juga kadang menganggukkan kepalanya meski ayahnya tak akan melihat hal itu.
"Oh ya, ayah akan kembali ke Indonesia minggu depan." suara Ha Joon kembali terdengar di seberang panggilan, membuat Aleta mengernyit kecil.
"Bukannya ayah akan kembali ke Indonesia dua bulan lagi?" tanya Aleta bingung.
"Entahlah, ayah hanya ingin kembali ke Indonesia secepatnya saja."
"Tapi bagaimana dengan pekerjaan ayah?"
"Ayah akan menugaskan seseorang disini. Lagipula ayah sangat merindukanmu."
Aleta tersenyum, "Ayah merindukanku atau bunda?" tanyanya jahil. Bukan rahasia lagi jika ayahnya kini tengah gentar mendekati ibunya kembali.
Ha Joon terdengar tertawa keras, "Ssst, jangan membongkar rencana ayah." balasnya tak kalah jahil.
"Tapi ayah tidak akan menyuruh kakak kembali ke Korea kan?" Aleta tiba-tiba saja memikirkan Jihoon. Dia tak ingin kakaknya kembali ke Korea dalam waktu dekat, masih banyak kegiatan yang ingin mereka habiskan bersama.
"Tidak. Ayah akan menugaskan orang lain untuk datang kesini." balas Ha Joon, dan Aleta bisa bernafas lega.
Aleta menatap ke samping ketika mendengar suara ketukan di kaca mobilnya. Seorang pria tengah berdiri di luar mobil sambil tersenyum kepadanya. "Aku akan menelpon ayah lagi nanti. Aku harus masuk kelas." katanya.
"Oke. Semangat belajarnya. Ayah menyayangimu." balas Ha Joon.
"Aku juga. Jangan lupa beristirahat, dan oh, aku menyimpan permen jahe di koper ayah. Jangan lupa memakannya." Aleta mematikan ponselnya setelah mengucapkan salam. Dia kemudian mengambil tas miliknya dan keluar dari mobil.
"Apa aku mengganggumu?" tanya pria yang berdiri tak jauh dari Aleta. Pria itu bertubuh tinggi dan sedikit berotot, dengan balutan kaos lengan panjang hitam dan celana jeans hitam.
"Ah, tidak." Aleta menggeleng pelan sambil menatap pria tersebut. "Kau baru datang juga, Bas?"
Bastian mengangguk, "Iya, tak lama setelah mobilmu masuk sepertinya. Mau ke kelas bersama?"
"Tentu."
Keduanya kini berjalan bersama melewati area parkir yang dipenuhi oleh banyaknya kendaraan para mahasiswa. Daun-daun kering tampak berserakan di sepanjang jalan, tanpa sampah plastik satupun. Bastian merupakan teman satu kelas Aleta. Mereka saling mengenal dari hari pertama ospek mahasiswa baru.
Beberapa bulan berlalu dengan sangat cepat. Dihitung dari kepulangannya, Aleta kini sudah berada di Indonesia sekitar dua bulan. Selama dua bulan itu dia banyak menghabiskan waktunya untuk pergi ke kampus, mencari taman baru, dan menghabiskan waktu untuk belajar. Aleta kini resmi terdaftar sebagai mahasiswa tingkat pertama di salah satu perguruan negeri dan mengambil jurusan Film, seperti yang diimpikannya selama ini.
Di kampusnya kini dia memiliki banyak teman baru, yang baik dan perhatian terhadapnya. Dan selama beberapa bulan ini juga dia benar-benar tak menerima informasi apapun soal Ragata. Pria itu menghilang bak ditelan bumi. Tak ada satu media pun yang menggosipkannya atau bahkan memberikan sedikit informasi mengenai pria itu, tidak seperti dulu dimana Ragata selalu muncul setidaknya di halaman kedua majalah gosip atau di penghujung berita televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...