EMPAT PULUH SEMBILAN

1.2K 122 5
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

_____________________________________

Hari ketujuh menjadi asisten pribadi Ragata Adya Dinata.

Aleta mendesah dalam hati ketika menyusun ulang jadwal Ragata hari itu, duduk di depan ruang rapat dan menunggu Ragata keluar dari sana. Tak terasa sudah seminggu lebih dia menjadi asisten pribadi Ragata, dan hari ini rasanya dia mulai terbiasa dengan berbagai macam jadwal padat pria itu. Sehari sebelum dia memulai pekerjaannya yang baru, seluruh kru di divisinya mengadakan pesta kecil-kecilan sebagai tanda perpisahan baginya dan Ragata. Mereka makan bersama di sebuah restoran daging panggang sambil mengobrol banyak hal. Ragata yang juga hadir dalam acara tersebut, membayar seluruh makanan sebagai hadiah untuk seluruh kru yang sudah membantunya mewujudkan program mereka.

Kini Aleta hanya perlu meminta tanda tangan perwakilan DTV untuk laporan magangnya, setelah itu dia baru bisa mengumpulkannya ke sekolah nanti. Semoga saja siang nanti Ragata mengijinkannya pergi ke DTV untuk meminta tanda tangan dan bertemu Bella. Bella sebentar lagi akan menikah, makanya wanita itu terus menerus menghubunginya untuk mengambil undangan dan baju seragam yang harus digunakannya pada saat acara pernikahan nanti. Bella memang sengaja membuat pakaian seragam untuk seluruh kru divisi produksi, dan Aleta pun mendapatkan pakaian tersebut pula.

Aleta menegakkan tubuhnya saat Ragata keluar dari ruangan rapat bersama seluruh petinggi D.Entertainment. Absennya Ragata selama tiga bulan dari perusahaan membuat banyak proyek-proyek penting tertunda, karena harus disetujui dan ditinjau langsung oleh CEO. Makanya selama seminggu ini pekerjaan Ragata begitu menumpuk, hingga harus bekerja hingga larut malam. Dan satu hal yang cukup membuat Aleta terkejut selama menjadi asisten pribadi Ragata, ternyata pria itu bisa juga serius saat menyelesaikan pekerjaan. Ragata yang ditemuinya saat di rumah dan di kantor benar-benar seperti orang yang berbeda. Seakan pria itu memiliki dua kepribadian di tempat yang berbeda.

Mereka kini berjalan bersama menuju ruangan Ragata, dengan Aleta yang sengaja berjalan satu langkah dibelakang pria itu. Tangannya masih sibuk berkutat di atas layar ipad, memeriksa jadwal Ragata selanjutnya. Dia dengan cepat menghentikan langkahnya di dekat lift yang terbuka dan memperlihat Isabell dengan gaun birunya.

"Isabell." sapanya, membuat langkah Ragata di depannya terhenti dan berbalik. Ragata menghela nafas malas, melirik Isabell sekilas sebelum kembali melangkah menuju ruangannya.

Aleta menatap tajam punggung Ragata yang pergi begitu saja, dan kembali menatap Isabell dengan tersenyum sopan. "Kau akan mengajaknya makan siang bersama?" tanyanya basa-basi.

Isabell mengangguk ceria seperti biasa, "Iya, kuharap dia tidak memiliki jadwal apapun siang ini." balasnya sambil menggandeng tangan Aleta dan berjalan perlahan menuju ruangan Ragata.

Menjadi asisten pribadi Ragata bukan hanya menambah pengalaman baru baginya, tapi juga menambah teman baru. Isabell sering datang ke kantor untuk mengajak Ragata makan bersama, itulah sebabnya dia dan wanita itu menjadi sangat akrab. Keduanya jadi sering bertemu dan berkomunikasi banyak, alasannya sangat jelas karena Ragata sangat jarang mengeluarkan suaranya ketika Isabell datang. Pria itu mendadak bisu, atau entah sariawan saat Isabell menyapanya ramah. Untung saja Isabell memiliki stok kesabaran yang ekstra, makanya wanita itu masih bisa datang lagi keesokan harinya tanpa merasa sakit hati.

"Dia tidak ada jadwal apapun siang ini, jadi kau bisa bebas membawanya pergi." balas Aleta, membuat senyum cantik di wajah Isabell semakin terbit. Langkah keduanya terhenti di depan meja panjang yang menjadi tempat bekerja Aleta dan Bobby.

"Kalau begitu aku masuk ke dalam dulu." balas Isabell kemudian masuk ke dalam ruang kerja Ragata. Aleta tersenyum kecil, lalu mengambil laporan magang yang sudah disiapkannya untuk ditandatangani Ragata sebagai pembimbingnya. Dia memeriksa laporan tersebut sekali lagi sebelum melangkah masuk ke dalam ruangan di depannya.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang