EMPAT PULUH DELAPAN

1.1K 116 8
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

__________________________________

Ragata menggunakan kesempatan dengan sebaik mungkin saat pembawa acara meminta mengganti pasangan dansa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ragata menggunakan kesempatan dengan sebaik mungkin saat pembawa acara meminta mengganti pasangan dansa. Kakinya melangkah cepat menuju Aleta sebelum Alvin menghampiri gadis itu terlebih dahulu. Tangannya yang kuat menarik pinggang Aleta hingga berada di hadapannya, membuat gadis itu menatap penuh keterkejutan. Sekilas matanya bertabrakan dengan mata penuh ejekan Jihoon yang baru saja melangkah dengan wanita lainnya disana.

"Kau tidak bisa melakukannya dengan lebih lembut?" Aleta memprotes kesal. Kakinya bergerak perlahan bersamaan dengan kaki Ragata.

"Kalau tidak seperti itu, Alvin akan mendahuluiku." Ragata mendengus kecil, tangannya terjalin dengan tangan Aleta saat gadis itu melangkah beberapa langkah ke belakang sebelum kembali mendekat padanya. "Sepertinya kau sangat bahagia berkenalan dengan pria baru?" tanyanya sarkas.

Aleta mengangguk dengan tersenyum, "Tentu saja. Dia tampan, jadi aku sangat bahagia." balasnya, membuat Ragata menggeram kesal.

Ragata menyeringai kecil, "Tapi dia tidak setampan diriku." sahutnya percaya diri. Aleta tertawa pelan ketika dia memutar gadis itu dan kembali mereka berhadapan.

"Itu hanya perasaanmu saja. Menurutku dia lebih tampan darimu." Aleta tersenyum membayangkan. "Sikapnya sangat lembut dan begitu hangat."

Ragata mendengus kesal, tak menyukai perkataan Aleta. Gadis di depannya itu tentu saja bodoh karena tidak bisa membedakan siasat awal seorang pria. Dimana-mana jika seorang pria ingin mendapatkan seorang wanita, pastinya dia akan bersikap manis dan hangat. Ibaratnya jika seorang nelayan hendak memancing ikan besar, tentu saja membutuhkan umpan. Aleta benar-benar naif.

"Semua pria akan melakukan hal yang sama untuk mendapatkan perhatian dari wanita yang diincarnya." balasnya.

"Benarkah?" Aleta menatap Ragata mengangguk. "Kalau begitu, apa itu artinya pria tadi tertarik padaku?" tanyanya. Tentu saja dia bergurau, dia hanya ingin melihat reaksi kesal pria aneh di depannya.

Aleta sejak tadi merasa tak ada yang tak wajar dengan sikap pria itu. Ragata seakan-akan berusaha menghalangi Jihoon untuk berinteraksi dengannya. Mungkin karena ada suatu permusuhan tak kasat mata di antara keduanya, yang membuat Ragata bersikap seperti ini padanya.

"Jangan pernah mendekatinya, Aleta." Ragata menatap Aleta serius, tangannya merangkul pinggang Aleta semakin mendekat. Membuat wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti. "Dia bukan seseorang yang pantas kau dekati. Menjauhlah darinya dan jangan pernah berurusan lagi dengannya."

Ragata tidak mau permasalahannya dengan Jihoon membawa Aleta pada hal yang lain. Dia tidak ingin Aleta ikut terlibat di dalam sesuatu yang bisa saja mempermainkan perasaan gadis itu. Ucapan Jihoon padanya beberapa saat lalu adalah sebuah tanda jika pria itu akan menggunakan Aleta untuk menyerangnya. Meskipun dia tidak terlalu yakin Aleta akan tertarik pada pria itu, tapi setidaknya dia harus berusaha mengatasi hal tersebut sebelum terlambat. Hati manusia hanya manusia itu yang tahu, termasuk perasaan Aleta.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang