Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
___________________________________
"Leta, kau sudah menyiapkan apa yang kuminta tadi?" tanya Bella seraya duduk di kursinya.
Aleta mengangguk, "Sudah, kak. Aku sudah mengirimnya ke email."
Bella menganggukan kepalanya. "Desain produksinya sudah selesai?"
"Sudah."
"Bagaimana dengan para selebriti yang akan kita undang?" Bella membalik beberapa dokumen di hadapannya. "Kau sudah memastikan mereka bisa ikut di acara kita?"
Aleta menatap catatan di bukunya. "Sudah. Tapi beberapa orang belum mengkonfirmasi bisa atau tidak."
Bella mengangguk mengerti, "Besok kau jadi hunting tempat?"
"Jadi, kak." sahut Aleta sambil menatap Bella. "Kakak benar-benar tidak akan ikut?"
"Aku sangat ingin." Bella menghela nafas sedih. "Tapi aku harus mendampingi bang Hiro untuk membahas ini dengan para pimpinan."
Aleta tersenyum menenangkan. "Aku akan mengirim gambar tempat-tempat indah disana."
"Benarkah?" Bella melebarkan matanya, kemudian memeluk Aleta. "Ah, kau memang sangat pengertian Leta." katanya, lalu melepaskan pelukannya.
Hari ini tepat sebulan Aleta melaksanakan magangnya di DTV. Dan mengenai hubungannya dengan Ragata, saat ini semua orang sudah terbiasa dengan kedekatannya bersama anak pemilik perusahaan tersebut. Meskipun di awal kejadian tersebut Aleta harus kuat menahan diri dan menjaga mental akibat tatapan merendahkan dari orang-orang, bahkan dia dikatai secara langsung oleh beberapa orang sebagai teman tidur Ragata, tapi seiring berjalannya waktu semua orang mengetahui jika hubungannya dengan Ragata tidak seperti apa yang mereka pikirkan.
Semuanya tentu saja berkat klarifikasi Hiro dan teguran Ragata secara langsung jika ada seseorang yang menjelekan Aleta di depannya. Teman-teman di divisi Aleta pun ikut membantu membela gadis itu, karena mereka percaya dengan sosok Aleta yang bersih. Akhirnya, kini semuanya berjalan dengan baik bahkan dia dikenal oleh seluruh karyawan yang bekerja di gedung ini. Bahkan para office boy dan girl disini mengenalnya juga. Benar-benar tidak menyangka jika dia akan seterkenal ini karena ulah Ragata.
Dan selama ini pula, dia sudah merasakan kerja keras secara langsung untuk membuat program yang direncanakan terwujud. Meskipun baru sebulan bekerja, dia sudah beberapa kali terpaksa lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Begitupun dengan Ragata yang lebih sibuk darinya. Pria itu harus bolak-balik bersama Hiro dan Bella menemui pimpinan untuk memfinalkan rancangan program mereka. Seharusnya sekali lagi rancangan produksi mereka dirapatkan dengan pimpinan, dan semoga saja tidak ada revisi apapun lagi. Semoga juga para pimpinan tidak ragu dengan program baru yang akan dibuat kali ini.
Besok rencananya dia bersama Ragata akan melakukan hunting lokasi secara langsung. Beberapa waktu lalu mereka sudah mengadakan briefing untuk menentukan lokasi yang cocok untuk pembuatan set. Mereka juga membahas apa lebih baik membuat set atau menggunakan tempat yang sudah ada seperti menyewa sebuah perkampungan. Dan setelah diputuskan, akhirnya semuanya sepakat jika mereka akan membuat sebuah set yang menyerupai perkampungan tradisional untuk beberapa episode awal. Lokasi sudah ditentukan, hanya tinggal melihatnya secara langsung besok bersama beberapa kru artistik dan videografer.
Tiba-tiba Ragata masuk kedalam ruangan tersebut dengan wajah menahan marah. Dibelakangnya Hiro mengikuti dengan wajah tak jauh beda. Semua orang disana menatap dua orang itu seketika. Merasa heran dengan apa yang tengah terjadi hingga membuat keduanya seperti itu. Ragata dan Hiro berdiri di depan dua meja panjang yang menjadi meja kerja seluruh kru. Secara otomatis, semua orang membalikan kursi mereka menatap Ragata dan Hiro.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romans--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...