TIGA PULUH LIMA

1.1K 127 6
                                    

Don't forget for vote and comment.. 

Enjoy the story :)

________________________________

RUANGAN itu terlihat sibuk seperti biasanya. Dering telpon, suara gesekan antar kertas, juga suara diskusi terdengar bersatu satu sama lainnya. Waktu masih terlalu pagi, namun semua orang yang ada di ruangan itu terlihat begitu sibuk. Seluruh persiapan sudah hampir semuanya rampung, dengan konsep matang dan perencanaan yang akurat. Tinggal sedikit lagi persiapan, maka mereka sudah siap mengeksekusi rencana mereka.

Aleta duduk dengan tenang di tempatnya, namun sibuk mengerjakan banyak hal. Bella yang duduk disampingnya pun tak kalah sibuk. Keduanya sesekali bertukar kertas dan saling berbicara untuk menyelesaikan pekerjaan. Syuting akan dimulai besok, sehingga mereka harus segera menyelesaikan pekerjaan mereka hari itu juga.

Hiro masuk ke dalam ruangan itu dengan tergesa bersama seluruh kru videografi. Wajah pria itu dipenuhi kecemasan saat menghampiri meja Aleta dan Bella. Orang-orang di belakangnya pun tak kalah cemas sambil mengikuti Hiro.

"Aleta, apa kau melihat Raga?" tanyanya langsung.

Aleta berbalik seketika dan mengernyit. "Dia tidak datang lagi?" tanyanya terkejut.

Hiro mengangguk, "Iya. Aku tidak bisa menemukannya dimanapun. Ponselnya pun tidak dapat kuhubungi," sahutnya. "Bukankah terakhir kali dia bersamamu? Apa terjadi sesuatu dengannya?"

"Saya juga tidak tahu, bang." jawab Aleta. Selama dua hari ini dia tidak bertemu dengan Ragata sama sekali. Pria itu juga tidak kembali ke rumah setelah mengantarnya pulang dan tak mengabarinya sama sekali. Sejak kemarin dia berusaha menghubungi ponsel pria itu, namun tak ada pernah diangkat.

"Kau tahu dimana dia berada sekarang?" Hiro menatap cemas. Esok mereka akan mulai melaksanakan syuting, namun Sutradara mereka tidak menunjukan batang hidungnya sedikit pun. Semua kru videografi bergantian menghubunginya karena mereka belum mendapatkan kejelasan lagi mengenai pembagian tugas mereka.

Aleta menggeleng, "Saya tidak tahu, bang." Sahutnya. Dia memang benar-benar tidak tahu dimana pria itu sekarang.

"Apa pekerjaan kalian masih banyak?" Bella menatap seluruh kru videografi. Dan semuanya mengangguk bersama. Dia kemudian menatap Aleta khawatir. Bagaimanapun tugas Ragata sangat penting dalam tim mereka, apalagi besok mereka harus memulai syuting dan Ragata adalah pelaksana utama dalam pekerjaan mereka. Jika pria itu menghilang seperti ini, semua rencana yang ada akan kacau balau.

Aleta termenung beberapa saat sebelum menatap Hiro. Dia harus bisa menemukan Ragata hari ini juga. Dia tidak ingin rencana mereka harus diundur dari jadwal. Lagipula Ragata memiliki tanggung jawab yang besar kali ini, dan pria itu harus mempertanggung jawabkannya.

"Bang, saya boleh izin mencarinya?" Tanyanya.

Hiro menatap Aleta ragu, "Kau yakin bisa menemukannya?"

Aleta mengangguk, "Akan saya usahakan." Dia harus bisa menemukan pria itu hari ini juga dan menyeretnya kemari. Bisa-bisanya pria itu menghilang disaat genting seperti ini.

"Baiklah," kata Hiro akhirnya. Dia tidak bisa mengandalkan siapapun lagi disini selain Aleta, karena gadis itulah satu-satunya orang yang dekat dengan Ragata. "Semoga kau bisa secepatnya menemukannya dan membawanya kemari." harapnya.

"Semoga, bang." sahut Aleta. Kemudian dia melangkah menuju lobi setelah membereskan barang-barangnya dan berpamitan dengan yang lainnya. Saat ini hanya ada satu tempat yang bisa dipikirkannya.

Aleta tidak tahu siapa saja teman Ragata dan kontak mereka. Dia juga tidak tahu dimana rumah kedua orang tua pria itu. Satu-satunya tempat yang dia tahu hanya apartemen yang saat itu pernah dikunjunginya. Ya, semoga saja Ragata ada disana saat ini.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang