TUJUH PULUH SATU

823 95 1
                                    

Don't forget for vote and comment.. 

Enjoy the story :)

__________________________________

Aleta memasuki rumah besar tersebut dengan ragu saat Alvin menariknya dengan lembut. Suasana rumah itu begitu berwarna, namun terasa menyeramkan bagi Aleta yang selama ini hanya memandang dari luar. Setelah makan malam bersama tadi, Alvin mengajaknya datang kerumah pria tersebut. Hanya untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal karena mereka berencana mengunjungi salah seorang teman lama malam ini. Aleta sendiri tak mampu menolak permintaan Alvin padanya itu, sehingga kini dia hanya bisa menahan ketidaknyaman dirinya di dalam rumah itu.

"Tunggu disini sebentar." kata Alvin, lalu melangkah pergi meninggalkan Aleta sendiri di ruang tamu. Tak lama setelah kepergian Alvin, dua orang pelayan datang membawakan secangkir minuman dan kudapan ringan.

Aleta mengangguk ramah dan mengucapkan terima kasih saat kedua pelayan itu berlalu pergi. Aleta mengedarkan matanya, mengamati interior rumah mewah tersebut yang tak kalah besar dengan rumah milik keluarga Dinata. Kini pandangan Aleta mengarah kearah tangga saat mendengar hentakan langkah kaki. Dia mengira Alvin sudah kembali ke tempat tersebut, namun ternyata dia hanya melihat seorang pria paruh baya yang masih sangat tampan dan gagah.

Pria berwajah khas Korea itu menuruni tangga tanpa melepaskan tatapannya pada Aleta. Aleta tersenyum sopan pada pria itu, yang dibalas senyuman hangat.

"Kau teman Alvin?" tanya pria itu ramah.

Aleta mengangguk pelan, "Iya, pak." balasnya sopan seraya menegakkan tubuhnya dan menyalami pria itu. "Nama saya Aleta."

Pria itu balas menyalami Aleta, "Go Ha Joon."

"Ah, Anda ayah Alvin dan Jihoon?" tanya Aleta tanda sadar. Menyadari pertanyaan bodohnya, Aleta dengan cepat menutup mulutnya malu. "Ma-maaf."

Ha Joon tertawa pelan, merasa gemas dengan tingkah Aleta. "Tidak masalah. Rupanya kau mengenal putraku juga?" tanyanya, lalu dia duduk di atas sofa dan mempersilahkan Aleta untuk kembali duduk. "Kau pasti tahu jika aku hanya ayah sambung Alvin." katanya lagi setelah mengamati perubahan raut wajah Aleta.

"Iya, pak." balas Aleta dengan tersenyum kecil.

"Kau sudah lama berteman dengan Alvin?" tanya Ha Joon basa-basi. Alvin anaknya juga, sehingga tidak ada salahnya dia mengenal teman putranya sendiri. Apalagi Aleta juga sepertinya mengenal Jihoon.

Aleta menatap Ha Joon sesaat. Meski ini pertama kalinya dia bertemu Ha Joon, entah mengapa dia merasa sangat familiar dengan pria di depannya saat ini. Mungkin karena dia serasa melihat Jihoon dalam versi lebih tua. "Sudah lebih dari 6 tahun, pak." balasnya.

"Kalau dengan Jihoon, sudah berapa lama kau mengenalnya?" tanya Ha Joon lagi. Matanya tak lepas mengamati wajah Aleta yang mengingatkannya akan seseorang.

"Belum terlalu lama, pak." balas Aleta lagi.

"Aleta?"

Aleta dan Ha Joon kompak menatap ke arah pintu dimana Jihoon berada. Pria itu sepertinya baru saja sampai ke Indonesia dan langsung datang ke rumah ini, melihat sebuah koper besar di samping Jihoon. Jihoon melangkah mendekat dan menatap Ha Joon serta Aleta bergantian.

"Kau sudah sampai? Kenapa tidak memberitahu ayah?" tanya Ha Joon, menyapa putra satu-satunya itu.

Bukannya menjawab, Jihoon malah berbalik bertanya. "Kenapa Aleta bisa bersama ayah?" tanyanya heran.

"Aku datang bersama Alvin." balas Aleta, tersenyum simpul saat Jihoon menatapnya tak yakin. "Alvin harus mengambil barangnya yang tertinggal makanya aku kesini. Kebetulan juga aku bertemu pak Ha Joon dan kami mengobrol."

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang