--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'--
Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...
LANGKAH kaki Aleta terhenti di tepi tangga batu. Sebelah tangannya berpangku pada pagar kayu di sampingnya. Matanya memindai pemandangan sekitar, hamparan rumput hijau, perumahan penduduk, tepi pantai, dan juga langit biru cerah. Semuanya tampak menyatu menjadi sebuah keindahan yang amat memanjakan mata siapapun yang berada disana. Tangga batu itu terlihat kontras dengan langit, seiring dengan tebing besar di belakangnya.
Hembusan angin musim panas serasa menyejukkan, namun terasa dingin di malam hari. Jalanan batu panjang itu kini dipenuhi oleh para pejalan kaki, sebagian besar adalah wisatawan luar pulau Jeju dan sebagian lagi adalah warga lokal yang ingin menikmati waktu senggang mereka. Banyak diantara mereka yang berfoto bersama, memotret keadaan sekitar, ada pula yang hanya berjalan-jalan santai untuk menikmati suasana. Senyum di wajah setiap tak luntur sedikitpun, bercampur dengan rasa takjub, lelah, bahkan puas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kali ini Aleta datang seorang diri, tidak seperti beberapa hari dimana dia datang ke tempat tersebut bersama kakek dan neneknya. Setelah mantap untuk pindah ke Korea untuk sementara waktu, dia memutuskan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya. Meskipun awalnya dia ingin tinggal sendiri di Seoul, namun Jihoon tak mengijinkannya untuk tinggal di kota tersebut. Terlalu berbahaya untuknya tinggal seorang diri di kota besar itu, sehingga Jihoon mengirimnya ke Jeju untuk tinggal bersama kakek dan neneknya.
Tak ada seorang pun yang dia beritahu soal kedatangan ke pulau ini, hanya Jihoon dan kedua orang tuanya. Bahkan paman dan bibinya pun tak diberitahu keberadaannya kini. Ibunya tak bisa ikut bersamanya kesini karena harus membantu usaha pamannya, sehingga dia harus datang sendiri karena Jihoon pun tak bisa menemaninya. Tapi dia tak masalah dengan semua itu, baginya waktu kesendiriannya saat ini adalah obat untuk menenangkan perasaannya yang kacau.
Pulau ini memberikan banyak keindahan dan memanjakan dirinya dengan sangat baik. Selama disini dia sudah mengunjungi berbagai tempat indah bersama kakek dan neneknya. Namun tempat inilah yang paling disukainya dari berbagai tempat yang pernah dikunjunginya. Lagipula jarak tempat ini dan rumah kakeknya tidak terlalu jauh, sehingga dia bisa datang kesini seorang diri dan kapan saja semaunya.
"Aleta, kau disini juga?" seorang gadis remaja berjalan ke arah Aleta dengan ceria. Rambut kuncirnya mengibas seiring pergerakan tubuhnya. Senyum manis di wajah gadis itu nyaman dilihat bersama cerahnya langit.
"Eun Soo, kau disini juga?" tanya balik Aleta seraya tersenyum. Eun Soo adalah tetangga kakek dan neneknya, sehingga mereka saling mengenal dan menjadi teman dalam beberapa hari. Kepribadian Eun Soo yang ceria dan juga sikap supel Aleta membuat keduanya sangat cocok untuk menjadi teman. "Kau datang sendiri?"
Eun Soo mengangguk, "Ne, kau juga datang sendiri kesini? Kenapa tidak mengajakku, kan jadinya kita bisa pergi bersama?" protesnya.