EMPAT PULUH TIGA

1K 116 5
                                    

Don't forget for vote and comment.. 

Enjoy the story :)

__________________________________

Hari yang ditunggu seluruh kru telah tiba. Semua kru kini berkumpul di lobby bersama karyawan lainnya, memandang layar televisi besar yang ada di depan mereka, menunggu program baru yang mereka buat di tayangkan. Semuanya begitu antusias, bukan hanya kru yang memproduksi tapi juga seluruh jajaran karyawan di gedung itu. Mereka begitu penasaran dengan program baru tersebut, program yang digadang-gadang juga diharapkan akan meraih rating tertinggi.

Aleta berdiri di dekat pilar bersama Sem juga Brian. Ketiganya tertawa pelan sambil mengobrol dengan sekaleng soda di tangan masing-masing. Sem sesekali mengomentari antusiasme orang-orang terhadap program yang mereka buat. Sedangkan Aleta dan Brian lebih memilih menjadi pendengar sambil menunggu program mereka disiarkan.

"Pak Raga sangat bekerja dalam program ini." Kata Sem lagi, lalu meneguk soda di tangannya. "Dia siang malam berada di kantor membantu tim editing menyelesaikan program ini."

"Pak Raga sepertinya memang ingin hasil yang sempurna untuk karya pertamanya." Brian mengomentari.

Sem menatap Brian geli, "Asal kau tahu, ini bukan karya pertama pak Raga. Jika tidak salah mengingat ini karya keempat pak Raga." Katanya.

Aleta menatap ke arah Sem terkejut, begitu juga Brian. "Benarkah?" Tanya keduanya serempak.

Sem mengangguk, "Iya, dan semua program buatannya selalu meledak dan mendapatkan rating tinggi." Balasnya.

Aleta dan Brian melebarkan mata mereka tak percaya. Terutama Aleta yang tak mengira jika pria aneh itu bisa begitu berbakat dalam hal ini. Sebenarnya dia memang mengakui jika Ragata memiliki banyak bakat yang luar biasa, bukan hanya dalam segi memasak dan di balik layar seperti ini, tapi juga bakat memanajemen tujuan hidupnya sendiri. Ragata tipe orang yang ambisius, meskipun tertutupi oleh sikap plamboyannya, pria itu akan melakukan apapun dan bekerja keras untuk mewujudkan sesuatu yang dianggapnya sangat penting. Dan program ini tentunya sangat penting bagi Ragata, karena jika program ini hancur maka seluruh aset yang dimiliki pria itu akan lenyap begitu saja.

"Aku benar-benar tidak menyangkanya." Brian menghela nafasnya. "Harimau memang akan melahirkan harimau."

"Kau benar." Sem mengiyakan. "Acaranya dimulai." katanya kemudian. Mereka menatap pada layar televisi besar di depan mereka, begitupun dengan yang lainnya yang ada disana.

Acara tersebut dimulai dengan OBB* penuh warna dengan background musik ceria. Adegan pertama menampilkan suasana desa nan asri juga hilir mudik penduduk, beberapa lower third* dimasukkan dalam gambar untuk memberi keterangan. Acara tersebut berdurasi satu jam dan di bagi menjadi 4 segmen.

*OBB (Opening Billboard) adalah identitas dari judul suatu program berupa animasi dan grafis.

*Lower Third adalah templat grafis yang muncul di bagian sepertiga paling bawah dari layar, berupa informasi nama maupun judul dari materi acara.

Semua orang yang ada disana begitu tertegun takjub menyaksikan acara tersebut. Semuanya berseru takjub dan bertepuk tangan saat acara selesai ditayangkan. Itu baru episode pertama, namun semua orang begitu memuji hasil acara tersebut yang sesuai dengan minat penonton. Aleta, Sem, dan Brian ikut berseru takjub setelah menyaksikan program yang mereka buat. Ada sensasi bangga dan luar biasa jika mengingat mereka ikut terlibat dalam pembuatan acara tersebut.

"Ini hasil ide kalian berdua." Seru Brian, memandang Aleta dan Sem bangga.

"Ini hasil kerja keras kita semua." balas Aleta, senyum di wajahnya muncul perlahan. Sem memandang Aleta, dan entah mengapa dia begitu tertarik oleh senyum itu. Kenapa tiba-tiba dia berdebar seperti ini hanya melihat senyum Aleta?

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang