Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
________________________________________
ALETA memilih berada di dekat kolam renang sambil menikmati pemandangan pantai yang tak jauh di dari sana. Suasana didalam rumah begitu ramai dengan dentuman musik keras juga pesta dadakan yang hampir 98% diisi oleh wanita-wanita seksi, dan 2% pria disana adalah Ragata dengan sekretarisnya. Disesapnya minuman soda kalengan yang didapatnya tadi. Satu-satunya minuman yang tak mengandung alkohol didalamnya disini.
Semilir angin membawa aroma air asin yang menyegarkan seluruh indranya. Ingin rasanya dia berlari kearah ombak dan menerjangnya, membasahi seluruh tubuhnya dengan kesegaran yang sudah lama tak dirasakannya. Kesibukannya beberapa bulan ini membuatnya harus berhenti berpetualang. Kegemarannya bermain ke alam dengan terpaksa harus dihentikannya sementara waktu. Dan seharusnya kedatangannya kesini adalah pembuka kegemarannya tersebut.
Suara deru ombak terdengar nyaman di telinganya saat menghantam bibir pantai. Menyapu pasir yang berkilau dibawah teriknya mentari, bercampur buih air seputih langit hari ini. Langit tak berawan, begitu menyilaukan saat dipandang. Namun tetap saja dia menyukai semua itu, meskipun dentuman musik di belakangnya seperti lagu pengiring.
Sekali lagi Aleta menyesap minumannya, lalu mengambil kamera di pangkuannya dan segera memotret pemandangan indah di hadapannya. Beberapa foto diambilnya dari berbagai angle, menempatkan komposisi sesempurna mungkin supaya hasil gambar yang di dapatnya ikut sempurna. Fotografi adalah hobi sekaligus keahliannya selama ini, itulah mengapa dia memilih bersekolah di bidang tersebut daripada mengikuti keinginan ibunya untuk menjadi wirausahawan.
Aleta menghela napasnya pelan dan tersenyum menikmati pemandangan di depannya. Benar-benar pantai yang indah.
"Menikmati pemandangannya?"
Aleta berbalik dan menemukan Ragata tengah mendekat kearahnya dengan membawa segelas wine di tangannya. Pria itu sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga yang terlihat begitu pas di badannya. Aleta hanya mengangguk kecil sebelum kembali menatap deburan ombak di depannya.
"Kau ingin minum?" Ragata duduk disamping Aleta, menawarkan gelas wine yang dipegangnya.
Aleta menggeleng dan mengangkat kaleng soda di sampingnya. "Aku lebih suka ini."
Ragata tertawa pelan. "Lain kali kau harus mencobanya, dan menemukan kenikmatannya."
"Tidak, terimakasih." Aleta kembali mengangkat kameranya, membidik salah satu objek di depannya. Suara Shutter Release Botton yang ditekannya terdengar ringan di telinga.
Ragata memperhatikan bagaimana Aleta turun dari tempat duduknya, membidik beberapa burung yang tengah mencari makan di pinggir pantai. Dengan ide jahilnya, pria itu berlari kearah tersebut dan membuat burung-burung itu terbang pergi.
"What are you doing?!" Aleta menjauhkan kameranya, menatap Ragata kesal.
"Ada objek yang lebih sempurna untuk kau foto." Ragata tertawa.
Aleta mencibir. "Mana?"
"Aku." Ragata menempatkan kedua tangannya dibawah wajah, berfose menggemaskan. Menurutnya.
Aleta bergidik menatap pria tersebut. "Berapa usiamu?" tanyanya ngeri.
Ragata menatap Aleta, "33 tahun. Berapa usiamu, Aleta?"
"19 tahun." Aleta berjalan mendekati pantai, dan duduk diatas pasir. Matanya kembali memandangi deburan ombak yang kini semakin terdengar jelas di telinganya.
![](https://img.wattpad.com/cover/210287909-288-k862645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...