TIGA PULUH EMPAT

1.2K 129 7
                                    

Don't forget for vote and comment.. 

Enjoy the story :)

__________________________________

"Terima kasih atas tumpangannya." Aleta menatap Alvin saat pria itu menghentikan mobil tepat di depan rumah Ragata. Mereka mengobrol banyak hari ini, hingga tak menyadari sudah berjam-jam mereka di kafe.

Alvin tersenyum. "Sama-sama. Kau tinggal disini sekarang?" tanya Alvin, menatap keluar kaca mobil.

Aleta menggaruk lehernya yang tak gatal, "Ah, ini rumah temanku. Aku tinggal disini sementara waktu." balasnya.

"Oke. Lain kali aku ingin mengajakmu bertemu lagi, apa boleh?" Alvin menatap Aleta yang tengah melepaskan sabuk pengamannya.

"Tentu saja." sahut Aleta, kemudian turun dari dalam mobil.

Alvin menurunkan kaca mobil dan tersenyum menatap Aleta. "Aku akan menghubungimu nanti."

Aleta mengangguk, "Iya. Terima kasih sekali lagi." katanya. "Hati-hati di jalan." tangannya melambai pelan saat mobil Alvin berlalu pergi. Dia kemudian menghela nafas panjang sebelum berbalik dan melangkah masuk. Tepat di depan pintu kecil, Aleta menghentikan langkahnya saat sebuah mobil yang sangat dikenalnya masuk ke dalam rumah.

Ternyata Ragata pulang ke rumah malam ini. Aneh sekali, dia pikir pria itu akan bersenang-senang di luar.

"Kau baru pulang?" tanya Ragata yang baru saja keluar dari dalam mobil. Matanya menatap Aleta yang tengah berjalan ke arahnya.

"Iya." sahut Aleta. "Kau pulang malam ini?" tanyanya sambil melangkah masuk ke dalam rumah diikuti Ragata dibelakangnya.

"Memangnya kenapa?" Ragata balik bertanya.

Aleta menggeleng, "Aku hanya bertanya saja." balasnya, lalu menjatuhkan tubuh ke atas sofa. Ragata tak langsung duduk, pria itu melangkah menuju meja bar untuk mengambil sebotol wine dan gelas sebelum duduk di hadapan Aleta.

"Siapa yang mengantarmu tadi?" tanyanya sambil membuka tutup botol wine dan menuangkannya ke dalam gelas.

"Temanku." sahut Aleta tanpa menatap Ragata. Gadis itu berbaring di atas sofe dengan sebelah tangan menutupi matanya.

"Pria?" tanya Ragata lagi.

"Kenapa kau ingin tahu?"

Ragata menenggak minumannya perlahan, "Memangnya kenapa jika aku ingin tahu? Kau keberatan?"

Aleta membuka matanya, menatap Ragata dari samping. "Aneh saja. Kau bersikap seperti ibuku."

"Maka anggap saja seperti itu." Ragata terkekeh. "Sekarang aku yang bertanggung jawab atas dirimu."

"Sejak kapan ada peraturan seperti itu?" Aleta mendengus kembali menutup kedua matanya dengan lengan.

"Sejak kau tinggal bersamaku, maka semua tentangmu adalah tanggung jawabku." Ragata kembali menenggak minumannya sebelum kembali berkata, "Jadi pria atau wanita?"

"Pria."

"Siapa namanya?"

"Alvin."

"Dia siapamu?"

"Teman."

"Teman biasa atau--?"

Aleta menegakkan tubuhnya, menggeram kesal sambil menatap Ragata tajam. Sedangkan Ragata hanya tertawa pelan karena berhasil menggoda gadis itu. "Kau ini kenapa banyak sekali bertanya?"

"Sudah kubilang mulai sekarang kau tanggung jawabku, jadi aku harus mengetahuinya dengan detail." sahut Ragata di sela tawanya.

"Itu alasanmu saja kan?! Ibuku bahkan tidak pernah ingin tahu siapa saja teman-temanku." Aleta mendelik tajam pada pria yang masih tertawa itu. Benar-benar sialan Ragata. Malam-malam begini malah membuatnya kesal.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang