TUJUH PULUH LIMA

994 119 11
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

________________________________

PELABUHAN itu terlihat sepi seperti biasanya. Awan gelap menyelimuti langit dengan menahan muatan air yang melimpah. Suasana pelabuhan itu terasa dingin, suram, dan penuh kekacauan. Namun semua itu tertutupi oleh kesepian yang tercipta penuh kesengajaan. Di tempat sepi itu, kini hanya ada para pria berbadan kekar dengan setelan hitam, tampak seperti preman. Mereka berjumlah cukup banyak dengan satu orang yang menjadi pemimpin diantara mereka. Dan tak lama, sebuah alat komunikasi menggantung di masing-masing telinga, sebagai alat aba-aba dari sang pemimpin.

Mereka semua telah hadir sejak sore hari, menunggu seseorang yang mereka sebut 'Bos Besar' datang. Dan ketika matahari sudah sangat jauh tenggelam dan berganti dengan langit hitam serta hujan yang deras, sebuah mobil mewah melintas di jalanan basah tersebut. Warna hitam mengkilat mobil tersebut masih terlihat mewah di tempat yang mungkin tak seharusnya.

Semua pria itu -yang mungkin lebih dari 20 orang- berbaris rapi dan saling berhadapan, memberi jarak pada mobil mewah tersebut yang kini telah berhenti di antara mereka. Mereka membungkuk penuh hormat saat sebuah payung terbentang keluar dari dalam mobil. Iris keluar dari dalam mobil dengan payung hitam, menatap barisan anak buahnya sebelum menatap Elva yang keluar dari pintu lainnya.

Meski hujan turun semakin deras, namun senyum di wajah Iris dan Elva tak hilang sedikitpun. Hari ini mereka akan menyingkirkan hama kecil yang menjadi ancamannya.

Tak jauh dari pelabuhan, memasuki area hutan rimbun yang jarang terlewati. Sebuah gedung tua tampak menyeramkan di kegelapan malam. Lumut-lumut basah, juga tanaman liar lainnya memenuhi hampir seluruh bagian dinding, termasuk pintu dan kusen jendela. Membuat bagian dalam ruangan tersebut tak tersinari cahaya apapun dari luar. Bau gas yang menyengat menyatu menjadi satu dengan kesuraman tempat itu. Pastinya tak akan ada seorang pun yang berani datang kesana atau hanya sekedar melewatinya saja.

Aleta mengernyit kesakitan saat kesadarannya mulai kembali. Bau menyengat gas membuatnya terbatuk keras, terus menerus. Lehernya terasa tercekik oleh aroma menyengat tersebut, dan tak ada sedikitpun celah untuknya mendapatkan oksigen. Nafasnya memburu semakin cepat, sedang otaknya berputar mencari cara mendapatkan oksigen dan berpikir bagaimana bisa dia bertahan di tempat ini selama tak sadarkan diri. Sepertinya dia belum lama dimasukkan kedalam ruangan ini, karena jika sejak lama dia disini, seharusnya nyawanya sudah melayang. Dia pastinya sudah mati.

Ketika hendak berusaha lari, tubuh Aleta tertahan oleh tali tebal yang mengikat kedua tangan dan kakinya. Tali tersebut diikatkan pada tiang dibelakangnya, dengan ikatan mati dan kuat. Aleta berusaha meronta, namun ikatan itu malah menggesek kulitnya hingga terasa perih. Dia membutuhkan oksigen saat ini, nafasnya semakin tercekat dan dadanya terasa amat sakit. Sebuah masker respirator menempel tiba-tiba di depan wajahnya, bersamaan seorang pria yang muncul di belakangnya sambil mengaitkan tali alat tersebut ke belakang kepalanya. Aleta dengan cepat mengambil nafas sebanyak yang dia bisa, seraya memperhatikan pria di depannya kini.

Pria itu bertubuh jangkung dan kurus, berpakaian serba hitam dan juga memakai masker respirator. Dibagian leher kalung tersebut Aleta melihat sebuah kalung dengan bandul persegi panjang bertuliskan 'Blue Devils', yang sekilas mirip dengan kalung para pasukan militer yang pernah di tontonan dalam serial K-Drama atau film barat dengan tema tersebut. Dibalik masker yang digunakan pria itu Aleta dapat melihat pria itu tengah tersenyum kepadanya, sebuah senyum mesum. Dan Aleta merasa waspada akan hal itu.

"Kau harus menghirupnya sepuas yang kau bisa sekarang." kata pria itu.

Aleta hanya diam menatap pria di depannya sambil terus menghirup oksigen yang ada. Pria itu benar, dia harus menikmati ini sepuas yang dia bisa sekarang. Dia tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, bisa saja hari ini adalah hari terakhirnya bernafas.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang