Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________
SYUTING telah selesai sesuai dengan rencana. Selama tiga hari seluruh kru bekerja keras untuk membuat program tersebut terwujud dan bisa dinikmati oleh penonton. Tinggal melalui tahapan editing, maka program tersebut siap disiarkan pada khalayak umum. Kini semua kru yang sebelumnya bekerja mendapatkan jatah libur untuk beristirahat, menyerahkan hasil video yang ada pada para editor handal yang dipandu oleh Ragata untuk dijadikan produk utuh.
Selama libur itu pula Aleta memanfaatkannya untuk datang ke sekolah. Dia harus menemui guru pembimbingnya dan membicarakan laporan praktek lapangannya. Sebelumnya dia sudah melakukan bimbingan terlebih dahulu dengan Ragata di rumah, membahas isi laporan juga sejarah perusahaan untuk bab duanya. Ragata yang memang pewaris tempat itu tentu saja begitu mengetahui semuanya, makanya dengan mudah dia bisa mendapatkan sejarah DTV dan membaginya dengan Naura.
"Masih ada 3 bab lagi yang harus dibuat." Desah Aleta setelah keluar dari ruang guru. Naura yang berjalan di sampingnya pun hanya tertawa kecil menatap wajah lelah sahabatnya.
"Setelah ini kau harus istirahat dulu, baru membuat laporan lagi. Kau baru saja selesai syuting, seharusnya kau tidak langsung meminta bimbingan." Kata Naura khawatir.
Aleta tersenyum kecil pada Naura, "Kalau tidak sekarang kapan lagi, Nau? Kau tahu kan bunda sangat sibuk, makanya kita harus setengah mati membuat janji." Keluhnya. Bunda -Bu Dinda- adalah salah satu guru di jurusannya yang kini menjadi guru pembimbing dia dan Naura beserta beberapa anak dari kelas B.
"Iya juga." Naura menyahut pelan. "Tapi kau beruntung laporanmu langsung di acc, sedangkan laporanku banyak yang di revisi." Katanya sambil menunjukan kertas laporannya yang dipenuhi coretan.
"Sabar, Nau." Aleta menepuk pundak Naura pelan. Sebenarnya Ragata banyak membantunya semalam saat mengerjakan laporan. Pria itu begitu banyak memberikan masukan dan bahkan mengoreksi laporan yang telah dibuatnya. Dan tak disangka jika laporannya hari ini bisa di acc dengan mudah oleh guru pembimbing.
Sepertinya dia harus membuatkan sesuatu sebagai ucapan terimakasih untuk Ragata. Muffin coklat sepertinya enak dan seingatnya Ragata sangat menyukai kue tersebut. Kalau begitu sore nanti dia harus mampir terlebih dahulu untuk membeli bahan-bahan untuk membuat muffin coklat.
"Oh ya, dimana Kevin dan Kenzo?" Tanyanya saat menyadari jika sejak tadi mereka hanya berjalan berdua. Biasanya kedua pria itu akan selalu muncul setiap kali mereka melewati koridor.
"Mereka harus mengantar paman Ben dan bibi Bev mengurus paspor."
Aleta mengernyit, "Paspor untuk apa?"
"Untuk keluar negeri." Sahut Naura. Aleta memutar matanya kesal.
"Aku tahu, Naura sayang. Tapi untuk apa mereka membuat paspor?" Tanya Aleta perlahan, takut Naura salah menangkap maksud pertanyaannya. "Kalian berniat liburan ke luar negeri?"
Naura mengangguk, "Awal tahun nanti kami harus ke Interlaken untuk menghadiri pernikahan kakakku." Jawabnya.
"Maksudmu kak Maura akan benar-benar menikah?" Aleta membelalakan matanya terkejut. Sebelumnya dia sudah mendengar dari gosip jika Maura akan menikah dengan tunangannya. Dia kira semua itu hanya gosip belaka.
"Kau pikir pengumuman beberapa bulan lalu bercanda?" Naura terkekeh melihat ekspresi terkejut Aleta.
Aleta ikut terkekeh, "Aku terlalu sibuk beberapa bulan ini, makanya aku tidak banyak mengakses berita. Kukira itu hanya gosip saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...