Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
____________________________________
Ragata terbangun dengan kepala pusing. Pelipisnya berdenyut-denyut. Sepertinya dia mabuk parah semalam karena terlalu banyak meminum alkohol. Kemudian mengedarkan pandangannya kesekeliling dan menyadari jika saat ini dia tengah berada di kamar hotelnya. Siapa yang membawanya kemari semalam?
"Aku yang membawamu kesini semalam."
Ragata sedikit terperanjat saat Aleta tiba-tiba muncul dari balkon. "Kau masuk lewat balkon?" tanyanya.
"Aku tidak memiliki bakat itu." Aleta terkekeh pelan. "Aku menggunakan ini untuk masuk kesini." dia mengacungkan sebuah kartu untuk masuk ke kamar yang disimpannya semalam.
"Darimana kau mendapatkannya?" Ragata duduk di pinggir ranjang.
"Dari celanamu semalam."
Tiba-tiba Ragata memeluk tubuhnya sendiri dan menatap Aleta curiga. "Kau menyentuh tubuhku semalam. Yaampun aku tidak menyangka kau bisa melakukan itu." katanya dramatis.
Aleta menatap jijik. "Lagamu seperti anak perawan saja." cibirnya. "Makanya lain kali jangan terlalu percaya diri bisa minum sebanyak itu, kau jadi mabuk dan tak ingat apapun lagi."
"Lagiapula kenapa kau menantangku?" Ragata kemudian menegakkan tubuhnya dan melangkah memasuki kamar mandi. "Kau bisa pesankan aku sarapan?"
Aleta mengangguk, matanya menatap keluar balkon.
"Oke, aku akan mandi dulu. Setelah itu kita jalan-jalan." Ragata masuk kedalam kamar mandi.
Aleta segera memesan makanan untuk mereka sarapan, dia pun lupa jika dia belum makan apapun sejak semalam. Pantas saja dia sangat lapar pagi ini. Aleta kembali melangkah menuju balkon dan berdiri disana. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum menatap pemandangan pantai dibawah sana. Orang-orang sudah berdatangan memenuhi area pantai untuk bermain air atau bermain pasir. Dia jadi ingin bermain air juga, rasanya pasti sangat menyegarkan.
Pantai memang selalu menyajikan keindahan baginya. Jernihnya air, teriknya matahari, dan hembusan angin yang kuat, membuat merasa begitu nyaman. Dari semua tempat yang pernah dikunjunginya, pantai adalah salah satu tempat yang paling sering didatanginya. Bersama sahabatnya -Naura- dia sering pergi ke setiap pantai saat mereka libur sekolah. Menikmati waktu luang mereka sambil bermain dan mengasah skil mereka dalam bidang sinematografi.
"Sudah kau pesan makanannya?"
Aleta membalikan tubuhnya dan membelalak menatap Ragata yang berdiri di belakangnya dengan hanya menggunakan handuk pendek yang melilit pinggang pria itu. Tubuh pria itu terlihat dengan jelas saat terkena sinar matahari pagi. Otot-otot tubuhnya terlihat semakin kekar dengan perut sixpack dan kulit putih. Aleta pernah melihat hampir telanjang sebelumnya, namun saat itu malam hari sehingga tak terlalu jelas terlihat. Tapi sekarang semuanya terlihat sangat jelas.
"Tutup mulutmu, Ta." Ragata melangkah mendekat, tangannya menyentuh dagu Aleta dan mendorongnya agar tertutup. "Aku tahu tubuhku sangat indah."
"Kenapa kau tidak memakai bajumu lebih dulu!" Aleta seketika memukul bahu Ragata dengan keras.
Ragata mengaduh kesakitan sambil berjalan menghindari pukulan Ragata. Sedangkan Aleta terus memukuli pria itu kesal. "Harusnya kau pakai bajumu dulu! Kenapa kau bertelanjang di depanku, hah?!"
"Ta, sakit!" Ragata terus melangkah mundur, mencoba menghindari pukulan Aleta yang terasa sangat sakit. Gadis itu makan apa selama ini hingga memiliki tenaga sebesar ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...