TIGA PULUH DELAPAN

1.1K 124 5
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

________________________________

Langit sudah gelap saat Aleta dan Naura berjalan bersama di lobby. Hari ini Naura pulang terlambat, sehingga dia masih bisa bertemu Aleta di lobby bersama kru divisi lainnya. Mereka mengobrol dan tertawa bersama sambil melangkah menuju luar gedung. Meskipun berbeda divisi, Naura cukup akrab dengan teman-teman Aleta karena sifat ramahnya. Bahkan Sem sering kali menggoda Naura dengan mengajaknya pulang bersama jika saja Naura tidak dijemput oleh Kevin dan Kenzo.

Mata Aleta terpaku sesaat pada sosok pria yang berdiri di luar gedung. Dari belakang pun dia bisa mengenali sosok itu. Sosok pria brengsek yang mengkhianatinya beberapa bulan lalu. Maka dengan langkah cepat, meninggalkan yang lainnya, dia berjalan keluar gedung dan menghampiri pria itu. Matanya menatap dingin saat sosok pria itu tersenyum lembut terhadapnya, seakan tidak pernah ada kesalahpahaman diantara mereka.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Aleta, menatap tajam.

Oji tersenyum penuh makna, tanpa merasa bersalah dan penuh rasa percaya diri. "Hai, sayang. Aku menunggumu sejak tadi, kukira kau sudah pulang." balasnya.

Aleta mengernyit menatap pria yang tengah tersenyum kepadanya itu. "Apa katamu tadi? Sayang?" tanyanya muak. "Ingat Oji, kita tidak ada hubungan apapun lagi. Kau tidak berhak memanggilku seperti itu."

"Itu hanya kesalahpahaman saja, aku tahu kau masih mencintaiku." Oji melangkah mendekat dan meraih tangan Aleta.

"Lepas!" Aleta berusaha menarik tangannya, namun Oji menggenggamnya erat. "Apa yang kau lakukan, hah?!" desisnya.

"Aku menjemputmu. Bagaimana jika kita menonton film malam ini? Atau makan malam bersama di tempat makan favoritmu?"

"Kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Kau bukan kekasihku, jadi menjauhlah dari hidupku." Aleta menatap tajam. "Kau lupa jika aku sudah memiliki kekasih? Bahkan kekasihku lebih hebat darimu."

Oji mendecih, "Aku yakin kau melakukannya karena sakit hati padaku, kau tidak mungkin benar-benar berhubungan dengannya." katanya. "Lebih baik kau kembali padaku, dan kita mulai semuanya dari awal lagi? Aku bisa memberikan semua yang kau mau Aleta. Semuanya, termasuk hubungan yang kau inginkan." lanjutnya dengan menekankan kata hubungan.

Aleta menatap jijik, "Kau pikir kau seleraku dalam hal itu?" dia kemudian terkekeh pelan. "Bahkan memikirkan melakukannya denganmu saja membuatku jijik setengah mati."

"Kenapa Aleta?" Oji menggeram, matanya mengkilat marah. "Kenapa kau bisa melakukannya dengannya sedangkan denganku tidak, hah?! Kau memberikan tubuhmu pada pria itu, padahal aku kekasihmu."

"Aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas saat di Bali bukan?" Aleta menatap Oji datar. Hatinya mencelos seketika mendengar ucapan Oji. Pria itu tidak berubah sedikitpun, yang ada di otaknya hanya soal nafsu saja.

Oji mengeratkan genggamannya di tangan Aleta. "Aku menginginkanmu, dan aku tidak suka penolakan."

Aleta menyeringai, menatap kebelakang sekilas sebelum kembali menatap Oji. "Aku tidak mau." sahutnya dingin. "Lepaskan tanganmu sekarang juga sebelum aku melakukan hal kasar padamu." katanya sambil mencoba menarik tangannya, namun Oji tidak mau kalah begitu saja.

"Coba saja kalau kau bisa." Oji menatap tajam, penuh amarah.

Aleta memutar matanya, sebelah tangannya mengepal hendak memukul Oji. Namun tiba-tiba sebuah tendangan lurus mengenai wajah Oji, membuat Oji seketika tersungkur ke tanah. Aleta membelalak menatap Naura yang berdiri di samping, mata gadis itu teduh seperti biasanya namun ada amarah di dalamnya. Oh tidak, bisa-bisa Oji masuk ke rumah sakit jika dia membiarkan Naura menyerangnya. Dengan cepat dia berdiri di depan Naura, menghadang gadis itu saat hendak menendang Oji untuk kedua kalinya.

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang