DUA PULUH

1.5K 112 2
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

________________________________________

Aleta duduk di koridor sekolahnya sambil menunggu Naura datang. Dia sudah menghubungi Naura subuh tadi untuk meminjam baju seragam dan sepatu. Dia menatap ke arah lapangan berumput hijau dengan tiang-tiang bendera yang berjajar di sisi lapangan. Dia menghela nafasnya panjang, merasa lelah dan dingin karena harus datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Bahkan dia tidak sempat mengabari Ragata jika dia pergi ke sekolah. Mungkin pria itu akan menghubunginya nanti saat sadar dia tidak ada disana.

"Kau pagi sekali datang kesini?"

Aleta berbalik seketika dan menemukan Naura yang tengah berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Di belakang gadis itu dua orang pria berdiri dan menatapnya ramah.

"Aduh dingin sekali." keluh Naura sambil merapatkan jaketnya dan duduk disampingnya. Gadis itu sesekali membetulkan jilbabnya yang tertiup angin pagi.

"Terimakasih." katanya saat Naura memberikan tas berisi seragam dan sepatu.

Naura memperhatikan Aleta dengan seksama, kemudian menghela nafasnya saat melihat luka di tangan gadis itu. "Ayah tirimu yang melakukannya?"

"Bukan. Aku yang melakukannya sendiri." sahut Aleta, sambil membuka tas yang diberikan Naura.

"Kau bohong." Naura menepuk bekas luka itu hingga Aleta memekik.

"Kenapa kau memukulnya?!" Aleta mengibaskan tangannya kesakitan. "Aku memang melakukannya sendiri."

Naura menatap tajam sahabatnya, "Untuk apa kau melakukannya? Pasti ada alasannya, Aleta Revania Gemilang."

"Ada apa dengannya?" tanya Aleta pada dua pria dibelakang Naura.

"Dia hanya mengkhawatirkanmu." sahut Kenzo.

Kevin melangkah mendekat dan duduk disamping Aleta. Pria itu kemudian meraih tangan Aleta, memperhatikannya dengan seksama. "Aku sama tidak mungkin kuat melakukannya, Aleta. Kau pasti sangat marah saat membuatnya terluka."

Aleta menarik tangannya. "Aku hanya tak sengaja terpeleset saja, dan jatuh dengan posisi yang membuat tanganku terluka." elaknya.

"Aku tak percaya." Naura menatap Aleta.

"Sepertinya kau habis meninju sesuatu, Aleta." Kenzo menatap Aleta, tersenyum menyeringai.

Kevin menepuk tangannya. "Ah, pantas saja aku merasa familiar dengan jenis lukanya. Aku sering mendapatkan luka seperti itu saat latihan tinju tanpa pengaman." tambah Kevin.

Aleta memutar matanya. Dia memang tidak bisa membohongi 3 orang ini. "Iya, aku meninju bingkai foto dan serpihan kacanya melukaiku." katanya.

'"Kenapa kau melakukannya?" Naura menatap sedih.

"Aku hanya sedang emosi saja." balas Aleta.

"Dia pasti akan menceritakannya nanti, Nau." ucap Kevin saat melihat Naura terus menatap Aleta khawatir.

Naura menghela napasnya dan mengangguk. "Ayo, aku antar ke kamar mandi. Kau harus ganti baju sekarang." katanya. Kemudian dia menatap pada Kevin dan Kenzo. "Kalian tunggu di tempat biasa saja. Bye!"

Aleta melangkah bersama Naura menuju kamar mandi yang berada di dekat gedung jurusan mereka. Setelah selesai berganti baju, Aleta dan Naura segera menuju studio untuk mengambil buku panduan Praktik Kerja Lapangan mereka.

"Bagaimana liburanmu di Bali? Menyenangkan?" tanya Naura ceria.

Aleta menghela nafasnya. "Hampir hancur berantakan karena ternyata disana Oji datang tak sendiri."

INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang