Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________
"Bagaimana bisa mereka tertangkap?" tanya Ivan tenang. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas kursi kebesarannya dengan ringan.
Mike berdiri di depan meja, wajahnya datar seperti biasa. "Alvin memberitahu Ragata tentang semuanya."
Ivan berdecak pelan, "Anak itu selalu sok pahlawan. Jadi gadis itu berhubungan dengan Ragata?" tanyanya. Dia menyandarkan tubuhnya dengan santai. Tak terpengaruh sedikitpun dengan kabar Iris dan Elva yang tertangkap polisi. Toh, dia tidak berurusan sama sekali dengan hal itu.
"Gadis itu bekerja sebagai asisten pribadi Ragata, dan dari kabar yang saya ketahui jika gadis itu juga sahabat baik Ragata."
"Pantas saja. Lalu apa hubungan gadis itu dengan Alvin?"
Mike kembali berbicara, "Mereka sudah berteman sejak lama, dan juga sepertinya tuan muda Alvin menyukai gadis itu."
Ivan terkekeh pelan, "Putraku yang malang. Bisa-bisanya dia menyukai anak ayah tirinya sendiri."
"Sepertinya itu juga alasan tuan muda menembak ibu dan kakaknya sendiri." tambah Mike, dan Ivan hanya mengedikkan bahunya.
"Dia sudah bukan anak-anak lagi, naluri dan otaknya semakin berjalan sendiri." hakikat seorang anak akan bertumbuh seperti itu seiring berjalannya waktu. "Pastikan tidak ada pihak yang sampai mencurigai kita. Meski kita tidak ikut campur secara langsung, tapi kemungkinan mereka curiga pada kita bisa saja terjadi. Aku tidak ingin mengurus hal remeh seperti ini."
Mike mengangguk patuh, "Baik, tuan."
Pintu ruangan itu terbuka perlahan, menampilkan sesosok wanita cantik dengan rambut tergulung rapi. Hentakan kakinya yang anggun berjalan mendekati Mike dan Ivan. Wanita menunduk hormat untuk beberapa saat ketika menghentikan langkahnya tak jauh dari Mike. Mata cantik itu kini menatap Ivan tanpa ragu.
"Mr. Galluccio mencari Anda, tuan." suara lembutnya tertutur jelas.
Ivan tersenyum, bukan hanya karena melihat kecantikan wanita di depannya namun juga karena kabar yang dibawanya. "Biarkan dia menemuiku." balasnya.
Wanita itu mengangguk dan melangkah pergi. Prediksinya tidak pernah salah, dengan tertangkapnya Iris dan Elva, Marsilio Galluccio pasti akan menemuinya dan meminta bantuannya. Pria itu mana mungkin membiarkan putrinya ikut masuk ke dalam penjara karena ikut terlibat dalam rencana pembunuhan Aleta. Apalagi kasus ini melibatkan keluarga Dinata, belum lagi Rayyan dan tangan kanannya yang keparat itu akan ikut campur dalam masalah ini. Siapapun akan tahu akhir dari Iris dan Elva, begitupun dengan Isabell. Tak ada induk rusa yang rela anaknya dimangsa oleh kawanan serigala.
"Siapkan semua bukti yang kuminta." perintahnya pada Mike.
Mike mengangguk patuh dan melangkah pergi. Di depannya dia berpapasan dengan Marsilio dan Isabell Galluccio, dia mengangguk sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya setelah menatap punggung kedua orang tersebut hilang dibalik pintu. Tuannya tidak akan membiarkan sebuah celah keuntungan di depannya begitu saja. Ivan Pranata selalu tahu mendapatkan keuntungan pribadinya dengan kekuatannya. Dan posisinya di Wiggins Company membuat kekuatannya itu semakin besar dan banyak orang seperti Marsilio menghampirinya untuk sebuah bantuan.
Ivan tersenyum sumringah saat Marsilio dan Isabell masuk ke dalam ruangan itu. Dia menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekati Marsilio, menyapa bagaikan teman lama yang sudah lama tak bertemu. "Bagaimana kabarmu?" tanyanya. Basi-basi sangat diperlukan di dunia seperti ini, entah suka atau tidak. Menjadi serigala bertopeng domba adalah keahliannya. Baginya, tidak ada pertemanan yang sebenarnya, hanya ada pertemanan atas nama keuntungan semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Lãng mạn--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...