Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
________________________________
Dua mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, seakan begitu terburu-buru. Di belakang kedua mobil tersebut, beberapa mobil polisi terlihat mengikuti dengan sirine menyala keras, membelah jalanan malam yang basah. Mereka menuju satu tempat yang sama, yaitu pelabuhan tua milik keluarga Stephenson. Kabar dimana seorang gadis diculik oleh sekumpulan penjahat.
Ragata duduk gelisah di kursi belakang. Sesekali dia menatap ke depan, pada jalanan dan sekilas menatap Leo yang menyetir. Disamping Leo, Rayyan pun terlihat ikut gelisah. Pria itu sangat tahu bagaimana perasaan Ragata karena dia pernah ada di posisi tersebut. Semoga saja tidak terjadi sesuatu pada Aleta, dan gadis itu bisa cepat diselamatkan.
Di mobil lainnya, Alvin menyetir dengan kecepatan tak kalah tinggi. Bersama Ha Joon yang duduk di sampingnya, mereka berharap tidak datang terlambat ke lokasi. Iris bukan wanita sembarangan, apalagi dia baru tahu jika kakak laki-lakinya ikut campur dalam masalah ini. Aleta pastinya dalam keadaan yang sangat berbahaya jika kakaknya itu memutuskan untuk ikut campur.
Alvin melirik Ha Joon yang terlihat sangat khawatir, "Ayah baik-baik saja?" tanyanya.
Ha Joon menatap Alvin, "Tidak. Ayah merasa khawatir pada Aleta." balasnya. Alvin hanya mengangguk sekilas, merasa takjub dengan ikatan batin Ha Joon. meski mereka tak saling mengetahui kebenaran jika Aleta dan Ha Joon adalah sepasang ayah dan anak, tapi ikatan mereka-lah yang menunjukan itu secara naluriah. Ha Joon dan Aleta mungkin baru beberapa kali bertemu, namun Ha Joon terlihat sama frustasinya seperti dirinya dan Ragata.
Rombongan mobil itu melaju semakin cepat menuju lokasi. Suara sirine semakin terdengar keras dari gedung kelam itu, membuat semua orang yang ada didalamnya panik seketika.
Iris berbalik dengan cepat menatap keluar gedung dimana cahaya dari mobil polisi berpendar dan semakin mendekat. Elva ikut menatap panik keluar, begitupun dengan seluruh anak buah Iris dan juga pria yang selama beberapa waktu lalu bersikap tenang. Pria itu mengumpat pelan saat mobil polisi tersebut semakin terdengar mendekat.
Sialan, dia harus segera pergi dari sini. Membiarkan yang lainnya masih terkejut di tempat mereka, pria itu dengan cepat melangkah melalui pintu rahasia yang sangat dikenalnya. Dia yakin polisi sekarang sudah mengepung tempat ini, dan tidak ada jalan keluar bagi mereka meloloskan diri. Hanya ada satu jalan, dan itu adalah kesempatannya. Pria itu akhirnya menghilang dibalik kegelapan dinding yang tak diketahui oleh siapapun.
Iris berbalik kembali menatap Aleta yang mulai tak sadarkan diri, namun masih menunjukan pergerakan kecil yang menandakan gadis itu masih bernyawa. Dia mengernyit dalam ketika tak menemukan keberadaan putra tertuanya, dan mengumpat kasar ketika sadar jika putranya itu telah melarikan diri seorang diri. Anak sialan! Bisa-bisanya anak itu pergi begitu saja dan menyelamatkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romansa--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...