Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________________________
TAMAN hiburan itu begitu ramai oleh banyak orang. Hari ini merupakan akhir pekan terakhir di penghujung tahun, sehingga banyak orang yang mendatangi tempat ini untuk mengisi waktu libur panjang mereka. Berbagai macam area permainan dipadati oleh anak-anak, bahkan oleh orang dewasa sekalipun. Bianglala berputar setiap saat dan berhenti hanya untuk menurunkan dan menaikkan orang-orang yang ingin menikmati waktu didalamnya. Diujung lainnya, sebuah komedi putar begitu menarik perhatian dengan kuda-kuda penuh warnanya, juga dengan musik khasnya yang menambah minat.
Anak-anak berlarian sambil membawa permen kapas dan mainan yang mereka beli dari pedagang. Banyak dari mereka yang sibuk bermain berbagai macam permainan anak, mulai dari memancing ikan plastik, bermain bianglala, komedi putar, dan membeli berbagai macam jajanan dan mainan yang dijual disana. Sedangkan para orang dewasa sibuk bermain wahana-wahana yang menantang atau sekedar menonton pertunjukan tong setan. Semuanya menyatu menjadi satu, kebahagiaan begitu terlihat jelas di wajah setiap orang dengan berbagai ekspresi yang menyertainya.
Ramai dan riuh.
Anak lelaki itu pun berlari riang kearah ibunya sambil membawa permen kapas berwarna merah muda yang begitu manis. Senyum tampannya tak lepas sedikit pun dari wajah cerianya. Pipi gembulnya bergerak seirama dengan langkah kaki yang berisi, tangan yang tak kalah berisi itu pun memegang erat perman kapasnya. Takut terjatuh ke tanah.
"Mama, lihatlah. Paman penjualnya membuat permen kapasku berbentuk bunga." seru anak lelaki itu di depan ibunya yang terlihat gelisah. "Bunganya sangat cantik seperti mama."
Wanita yang dipanggil mama itu tersenyum menatap putranya, "Sayang, kau ingin bermain apa lagi?" tanyanya, sedikit menunduk.
"Aku ingin bermain itu, ma." Anak lelaki itu menunjuk kearah bianglala. "Aku ingin naik itu, ma. Mama mau kan?"
"Ayo, sayang." wanita itu mengangguk. Tangannya kemudian mengapit tangan gemuk putranya dan menuntunnya menuju kearah bianglala.
Antrean wahana itu cukup panjang, bahkan membentuk dua lapis barisan di kanan dan kirinya. Setelah membeli tiket, pasangan ibu dan anak itu ikut mengantre di barisan paling belakang. Sang anak terlihat begitu antusias karena bisa menghabiskan waktu bersama ibunya. Ibunya jarang berada di rumah karena harus bekerja, sehingga dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuh ataupun ayahnya. Meskipun begitu, dia selalu menyayangi ibunya yang cantik dan baik.
Hari ini adalah hari begitu spesial baginya, karena ibunya dengan sengaja menyempatkan waktu untuknya secara khusus. Dia sangat bahagia dan begitu bersemangat menghabiskan hari luar biasa ini. Namun sepertinya kebahagiaan itu hanya sementara baginya, karena puluhan pria berpakaian hitam menuju kearah mereka dengan wajah datar.
Anak lelaki itu menatap wajah ibunya yang panik. Kemudian kembali menatap barisan pria berjas dan berkacamata itu. Keningnya mengernyit bingung saat menatap ayahnya yang berjalan di barisan belakang para pria itu. Apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Kenapa orang-orang itu mengelilingi mereka?
Seluruh pengunjung taman hiburan menatap kearah mereka penuh rasa ingin tahu. Diantara mereka ada yang mendekat karena ingin melihat dengan jelas apa yang tengah terjadi. Sisanya hanya menonton sambil berbisik-bisik. Dua orang pria berjas itu melangkah mendekat dan menahan kedua tangan ibunya. Ibunya memberontak berusaha melepaskan diri. Namun tenaga seorang wanita tak bisa mengalahkan kedua pria tersebut.
Anak lelaki itu berteriak memukuli salah satu pria berjas tersebut. "Apa yang kau lakukan pada, mamaku?! Lepaskan!"
Sosok pria yang dipanggil anak kecil tersebut dengan sebutan papa, berjalan mendekat dan mengangkat tubuhnya. "Bawa wanita itu dari sini!" perintahnya.
Para pria berjas itu pun segera membawa wanita tersebut pergi dengan menyeretnya secara paksa di depan umum.
"Papa! Kenapa mereka membawa mama pergi! Papa lepaskan aku!" anak kecil tersebut terus meronta di gendongan ayahnya. Semakin menarik perhatian orang-orang dengan tangisannya.
"Dia tidak pantas kau sebut sebagai mama-mu." Pria tersebut semakin mendekap putranya.
"Papa jahat! Kenapa papa memisahkanku dengan mama?! Papa jahat!" tangisan anak kecil tersebut semakin kencang sambil memukuli pundak ayahnya.
Pria tersebut tak menggubris tangisan putranya, dan segera membawa putranya tersebut ke rumah. Tidak, dia tidak akan pernah mengungkapkan apa alasannya melakukan semua ini. Dia ingin melindungi putranya dan membesarkannya seorang diri. Biarkan waktu yang menjawab semuanya, namun selagi dia bisa menjaga semua ini, dia akan menjaganya sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...