Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_______________________________________
Aleta menatap hasil masakannya dengan puas diatas meja makan. Tangannya ditepuk beberapa kali, merasa puas. Dia kemudian melepaskan celemeknya dan menggantungnya di dekat lemari pendingin. Kali ini dia hanya memasak ayam teriayaki dan telur rolade, dia juga tak lupa memasak nasi dan menyiapkan jus buah segar. Dia kemudian mengintip keluar dapur dan tak menemukan siapapun di ruang tengah atau pun kolam renang yang terlihat dari sana. Villa ini sebagian besar dihiasi oleh jendela besar, sehingga jangkauan pandangannya lumayan luas dari sana.
Ragata sepertinya masih berada di dalam kamarnya. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu, dan dia sendiri tak peduli dengan itu. Lebih baik dia makan sambil menikmati sunset di dekat kolam renang. Itu pastinya sangat menyenangkan.
Ragata keluar dari dalam kamar saat matahari mulai tenggelam. Rambut basahnya disisir perlahan sembari melangkah memasuki dapur. Kepalanya berputar menyisir area dapur yang kosong lalu melangkah menuju meja makan. Tangannya menyentuh bagian bawah satu persatu pring disana, dan merasakan rasa hangat. Makanannya masih terasa hangat, jadi sepertinya Aleta baru saja selesai memasak. Tapi kemana gadis itu sekarang?
Setelah mengambil makanan untuknya, Ragata melangkah ke ruang tengah. Sepertinya lebih seru jika dia makan sambil menonton film. Sambil bersenandung kecil, pria itu menghentikan langkahnya di depan pintu kaca saat melihat siluet tubuh seorang wanita duduk di dekat kolam renang. Kakinya kembali melangkah mendekati sosok tersebut, tersenyum kecil saat menyadari jika Aleta yang tengah duduk disana.
"Kau tidak takut diam di tempat remang-remang seperti ini?" tanyanya, lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan Aleta. Dia mulai memakan makanannya dan berdecak puas saat merasakan kenikmatan didalam mulutnya.
Aleta melirik Ragata sesaat, "Kenapa aku harus takut?"
"Bukankah banyak hal bisa terjadi di waktu seperti ini? Kata orang jawa, anak gadis tidak boleh berada diluar rumah waktu magrib." ujar Ragata, berusaha menakut-nakuti.
"Itu artinya kau harus diam didalam rumah dan sholat magrib." balas Aleta.
"Yasudah jika kau tak percaya." Ragata mengedikkan bahunya, kembali memakan makanannya. "Rasa masakanmu sangat enak." pujinya.
"Thanks."
Ragata ikut memandang kearah laut, mengikuiti arah pandangan Aleta. Meskipun dia sendiri tak tahu apa yang tengah gadis itu pandangi karena hanya ada kegelapan disana. Melalui ujung matanya dia menatap Aleta yang hanya terdiam, namun begitu kentara jika gadis itu tengah menahan sesuatu. Ragata semakin menyidik sembari melahap makanannya, melihat bagimana gadis itu menahan tangis. Terlihat dari bagaimana Aleta menghela napas dan mengedipkan matanya berulang kali hingga bulu matanya basah.
"Kau boleh menangis jika kau mau." ucapnya.
Aleta hanya diam, tak menjawab. Beberapa kali dia mengedipkan matanya untuk menahan air mata.
"Aku tahu, bukan hal mudah melihat atau mendapati fakta jika orang yang kau cintai mengkhianatimu. Wajar jika kau merasa sakit dan menangis. Tidak ada larangan atau kata haram untuk itu." Ragata menyimpan piringnya diatas meja. Kemudian dia beralih duduk di bangku Aleta, menarik gadis itu kedalam pelukannya. "Kita memang baru mengenal, tapi aku sungguh-sungguh saat mengatakan kau sahabatku. Jadi anggap saja aku adalah seseorang yang telah lama kau kenal."
Air mata Aleta mengalir perlahan. Sekuat apapun dia menahan rasa sakit dihatinya, sebesar apapun kebencian yang dimilikinya, tetap saja dia tak bisa menghilangkan rasa yang dimilikinya. Rasanya begitu menyakitkan dan menyesakkan, mendapati fakta jika dia dikhianati dengan cara yang paling dibencinya. Pikirnya, cinta yang diberikan oleh pria itu tulus untuknya, namun semua itu hanya perasaannya saja. Ternyata hanya dirinya saja yang berjuang tulus untuk hubungan mereka, dan mengambil komitmen untuk tak mengkhianatinya dengan cara apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE - #3 [COMPLETED]
Romance--Seri Ketiga 'The Way of Love: Destiny'-- Ragata Adya Dinata seorang pria kaya, tampan, dan rupawan. Pria yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi itu tak dapat lagi ditolak pesonanya. Sikapnya yang hangat dan romantis mampu membuat wanita...