90. Yuda marah. 🔥

10.2K 1K 99
                                    

Jangan lupa sesudah baca kasih vote, komen, dan share. 🤗😇🥰


[MY HANDSOME BOSS, MY LOVER]

Sinar mentari begitu sempurna menerpa sepasang sosok lelaki tampan dengan istrinya yang cantik. Yuda sudah bangun, tubuhnya bangkit berselonjor, kedua tangannya menahan pada pasir pantai. Istrinya yang terbilang bertubuh mungil ini masih setia tidur setelah dini hari tadi merubah posisi tidur, menggunakan paha Yuda itu sebagai bantalan tidurnya.

Yuda mendengus menunduk menetapi wajah istrinya. Hembusan angin tak bosan menerpa dirinya. Sesekali Yuda menelisik mengagumi indahnya lautan luas ini.

'Cuup.'

Mata Yuda terpejam meresapi kecupannya pada bibir istrinya yang sudah seperti nikotin.

Sara menggeliat mengangkat tangannya, mengusap sisi wajah tampan suaminya dengan lembut. Kini tubuhnya berubah menyamping tepat menghadap lautan serta ombak yang tak bosan muncul dalam selang waktu yang sama.

"Morning, my queen," bisik Yuda tepat membuat wajahnya di atas wajah sang istri.

"Mmhh,.. mm-maass,.." erang Sara membenarkan selimut tebal yang suaminya sengaja bawa.

"Sssut. Anak-anak tidur nyenyak. Okay, honey?" Bisik Yuda merayu. Ibu jarinya tak bisa tuk tidak mengusap mata serta hidung yang terbentuk sempurna ini.

"Mmhhh! Ini suara apa, mas? Tolong matiin musiknya." Sara meringis tak nyaman.

"Ini di pantai."

Sontak dua mata cantik itu membuka lebar, pandangannya tepat tertuju pada jajaran pohon kelapa yang ada di belakang sana.

"I-ini jam,..??"

"Well, sekarang baru jam enam." Yuda mencebik seiring menyimpan kembali ponselnya.

"Mas? Mas Yuda? Seriusan?"

"Yes, obviously!" Timpal Yuda mengedik menatap tak paham pada istrinya.

Sesaat keduanya begitu hening saling memandang. Sara menatap mencari kejujuran di sana. Yuda justru sibuk terkesima melihat dua bola mata indah itu.

"Solat subuh! Anak-anak!" Pekik Sara melotot syok juga berhasil duduk dalam sekejap.

"Aaaaa!" Jerit Sara bangkit berlari menjauhi bibir pantai. Larinya begitu kencang, selimutnya ia abaikan tergeletak begitu saja.

"Sara! Sara Kamelia!" Teriak Yuda merasa tak terima ditinggalkan begitu saja.

[MY SWEET CELINE]

Beberapa bulan kemudian,..

Pria berkepala empat itu duduk sedikit gusar di dalam gazebo bambu di restoran tradisional berkelas ini. Istrinya sudah setuju tuk bertemu, bahkan istrinya sendiri yang memilih tempat ini, namun entah kenapa istrinya tidak kunjung tiba juga.

Yuda mengetik cepat pada ponselnya, lalu ponselnya ia simpan setengah lempar. Sesaat kemudian, ia ambil lagi ponselnya yang bergetar sesaat itu. Sayang sekali, itu bukan balasan pesan dari Sara. Terus seperti itu, Yuda tak bosan membuka ponsel, tak bosan pula ponselnya notifikasi bermunculan.

"Ssst. Ck! What the hell!" Umpat Yuda membengis menggeleng tak paham.

"Where are you? Aah?" Geram Yuda mengepal satu tangannya di atas meja khusus lesehan ini.

"Ssst! Atleast you gave me news!"

"Ssst. Saraaa,.. where are you?"

Yuda bergumam marah dalam sepersekian detiknya. Sesekali dirinya berdiri bangkit dengan lutut, memutar kepalanya, menatap sekeliling rumah makan, dimana banyak gazebo lainnya di ke jauhan sana. Tak ada tanda-tanda adanya Sara.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang