42. Cinta? ❤❌

10.4K 1.1K 135
                                    

Dikamar Céline, Sara sibuk menenangkan sang anak.

"Denger! Denger mamah, .. ssuut."

"Huuu. Takuut. Huuu." Céline meraung ketakutan, kedua bahunya Sara tangkup erat agar bisa saling berhadapan.

"Sayaang, dengar mamahnya sebentar."

"Mamah mau nenangin papah dulu. Céline mamah tinggal sebentar cuman sebentar." Sara menatap penuh kelembutan juga keseriusan, Sara tidak bisa membiarkan suaminya menyiksa seseorang.

Sara bahkan tak tahu suaminya sedang apa sekarang.

"Hiks. Hiks. Ga boleeeh. Huu. Mamah ga boleh ke papah. Papah bisa pukul mamah." Céline menangis menatap lirih penuh rasa takut pada sang ibu.

"Enggak, sayang. Papah ga bakalan pukul siapa-siapa. Papah itu orang baik."

"Princess tolong biarin mamah, sekalii aja." Sara setia berjongkok mensejajarkan tinggi mereka kedua tangannya menangkup erat sisi wajah cantik sang anak yang begitu sembab sekarang.

"Huaaa! Mamaaah! Jangaan! Huuu!"

Sara berhasil meneteskan airmata kala hatinya mencelos. Pasti sejak dulu anaknya sudah tak aneh lagi melihat Yuda seperti itu.

"Hiks. Jangan nangis, sayaang. Hiks." Sara dengan lemas menarik sang anak agar bisa luruh dalam pelukannya, kaki Sara tak lagi bisa berjongkok, tubuh Sara ambruk.

"Disini sama Céline. Huu. Jangan ke papah."

"Huuu!" Raung Céline semakin menangis kala menerima usapan lembut dari sang ibu. Céline tidak mau ibunya kenapa-napa.

"Ssut. Hiks. Mamah disini, sayang."

"Huu. Mau sama mamah teruus. Huu." Cèline semakin erat memeluk menahan tubuh Sara. Keduanya sama-sama menangis sedih.

'Cuup.'

'Cuup.'

"Iya, sayang. Hiks. Iyaa. Hiks." Sara terpejam menekan lembut kepala sang anak. Suara Sara begitu parau, sangat bergetar. Air mata Sara tak bisa lagi disembunyikan.

'Cuup.'

Sara terpejam mengecup samping kepala sang anak. Sara tak tega melihat anaknya begitu ketakutan, murung, sibuk menahan sedih dan takut. Sara sakit hati melihat anaknya seperti ini, ini sudah sangat serius.

Dari awal mereka saling mengenal, Sara merasakan ada yang ganjil. Dibalik Céline yang manja, agresif, kasar, ceria, dan centil, ada suatu sifat yang membuat Sara selalu dibuat terenyuh dari sifat anaknya ini.

[MY SWEET CÉLINE]


"Eergh! Mulut kamu lancang!"

'Plak!'

Yuda membengis seiring melihat pelayannya berjalan cepat begitu kelimpungan kesana kemari setelah ia tampar kuat. Yuda marah? Sangat, dirinya sangat marah.

"Aaa! Huuu." Sinti meraung kesakitan, tubuhnya ambruk pada ujung ranjang khusus pelayan yang memiliki dua tahapan.

"Beresin bajunya! Cepaat!" Teriak Yuda tersulut emosi kala pelayan lainnya hanya diam, sibuk menggigil ketakutan.

"Ambil pecutnya!"

"Tu-? Hiks. Tu-tuan, jangan!" Ujar Sinti, menggigil ketakutan. Siti menangedah tak habis pikir dalam keadaan tubuhnya yang masih ambruk diatas sisi ranjang dua tahap ini.

"Saya ga usah jelasin apa-apa ke kamu."

"Mau bagaimanapun keluarga saya, kalian para pelayan, ga berhak bicara apapun. Apalagi masih di tanah saya, tanah dimana kalian mencari nafkah." Yuda berjalan penuh keberanian dengan tangan yang ia lipat.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang