Malam hari.
Kediaman Yuda Pratama."Sara menyeduh susu dengan kepala yang berputar ke kanan ke kiri di dapur nan mewah ini. Rumah Yuda memang tak kalah mewah dari rumah Sukma. Modelnya seperti sengaja kerajaan eropa. Sara seperti masuk ke negeri dongeng saja.
"Hoek! Ohok!"
Sara berlarian segera menuju wastafel. Matanya melotot
"Hoek! Hoek! Ohok! Ssst. Kok mual teruus?"
"Hoek! Mmh." Sara terpejam memijat tengkuknya. Rasa mual dan pusingnya hadir sejak tadi pagi mereka belum pulang dari rumah sakit.
"Ya ampun, nyonya!"
"Nyonya kenapa?"
"Hoek! Ohok! Ssst. Sa-saya ga papa." Sara meringis, tangannya merentang mencari keseimbangan.
Sara perlahan berdiri tegas dengan senyuman yang mulai ia terbitkan. Ajaib sekali, rasa pusing dan mualnya sudah berkurang, bisa ia tahan dengan baik.
"Saya terusin seduh susunya, ya, nyonya."
"Ah? Eng-enggak apa-apa. Saya aja."
Pelayan yang sudah syok sedari tadi kini berubah semakin syok. Bukannya marah karena telat, Sara malah begitu manis tersenyum dengan dirinya yang sabar menunggu air penuh dalam dot.
"Nyonya yakin, ga papa?"
"Saya? Enggak papa, bi. Ini, saya udah baikan." Sara tersenyum begitu manis tuk membuat pelayan tersebut percaya.
"O-oh. Selamat datang disini, ya, nyonya."
"Saya Muti. Hehe."
"Oh, bi Muti." Sara mengangguk manis dengan tatapan ramah yang selalu tersirat.
"Saya Sara Kamelia."
"Ah?" Gumam Muti terkejut kala melihat uluran tangan Sara yang begitu sopan. Terlihat bibir Sara yang sengaja semakin melengkung kala saling menatap.
"Maaf, bi, sebelumnya, saya buru-buru. Permisi, ya, bi."
"Enak, pas." Sara mencecap rasa susu yang ia teteskan telapak tangannya. Kaki Sara berjalan begitu cepat kala menyusuri rumah nan megah ini.
"Harusnya udah jangan pake dot, ya."
"Ga papa juga, sih. Nanti juga udahan sendiri kalo lihat temen sebayanya enggak." Sara mengedik dengan pancaran mata yang selalu manis, bibirnya selalu melengkung.
"Kamar Cèline yang mana, ya?"
Sara menghentikan langkahnya kala kebingungan. Tatapan Sara tanpa sadar terlena menelusuri indahnya rumah ini.
Disisi lain, Cèline menyandar pada dada dan perut Kenan yang duduk di belakangnya. Tangan Cèline sibuk memainkan mainan baru miliknya.
"Tante mommy, lihat! Itu baby pada ngapain?"
"Semua bayi suka gitu, ya. Tapi Cèline ga tahu."
"Hm? Itu? Itu makan, tapi pake air susu ibu. Gitu, semua bayi gitu." Fira tersenyum dengan cerah kala menjelaskan tayangan dimana seorang ibu sedang menyusui anaknya.
"Cèline juga gitu ke mamah?"
"Ya enggak, lah. Eh?" Fira melotot, bibirnya ia bekap kuat kala sadar sudah salah bicara.
"No, you didn't." Kenan dengan serius menunduk menatap Cèline yang sesekali menengadah menatap padanya.
"What?" Desak Cèline.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...