11. No mamah part2.

45.2K 2.2K 137
                                    


Ini lanjutan si revisian part 10. Hehehe.
Sejauh ini sih yang diubah cukup signifikan tuu part 10 sama 11. Hihi.
Terima kasih atas supportnya yaa.😁🥰😙🤗

[MY SWEET CÈLINE ]

Cèline membeku, matanya berputar seiring mencerna. Apa? Mamahnya tidak ada? Celine menggeleng keras. Tidak, pasti bohong.

"Ih! Ergh! Jangan bohong!" Bentak Cèline menggema tak terima. Tangannya memukul marah pada perut pelayan tersebut.

"Akh!" ringis pelayan wanita itu mundur memeluk perutnya yang sakit.

"Ergh! Tukang bohong!" Teriak Cèline dengan lanjut melempar tablet khusus game miliknya.

Para pelayan seketika menjauhi Cèline. Beberapa pelanggan seketika mengadu pada satpam untuk mengurus Cèline.

"Mamaah! Mamah dimanaaa,"

"Mamah sembunyi, yaa. Cèline disini, mamah."

Yuda baru saja sampai di bagian restoran lebih dalam. Di sana anaknya berbelok. Mendengar bagaimana anaknya memanggil sosok yang ia anggap seorang ibu itu membuat Yuda mencelos. Hidup Cèline tidak normal. Cèline dulu juga tak jarang menjawab dengan polos jikalau dirinya anak yang tidak dilahirkan wanita, yang mana memang tak punya ibu. Dan itu sukses membuat Cèline dijadikan bahan guyonan.

"Mamaah? Mamah ngumpet, yaa? Hehehe."

"Kata papah, pasti mamah nunggu Cèline." Cèline berjalan sendirian. Ia mulai memasuki wilayah dimana ruang vip tertutup berada.

"Hihi."

"Cèline bawa kotak musik buat mamah. Warna ungu. Hihi. Cocok buat mamah." Cèline bersemu merah dengan bangga mengangkat kotak musik miliknya hadiah dari Yuda minggu lalu dimana dirinya sakit parah hingga diinfus.

"Mamaaah! Ini Cèline!" Teriak manja Cèline dengan ekspresinya yang manja menggemaskan.

"Adek, sebentar, adek."

"Ade, sayang, emm. Cari mamah Sara yang cantik, ya?" Tanya Dewi dengan senyum dan ringisan yang menjadi satu. Dewi merasa cukup bertanggung jawab. Cèline mencari Sara, dan Sara adalah teman dekatnya yang informasinya banyak Dewi ketahui.

"Iya. Mamah sembunyi, ya?"

"Pasti mamah mau sama dandan kayak Celine. Hihihi." Celine mendongak manis.

Usapan Dewi pada bahu Cèline berhenti seketika. Senyuman Cèline teramat ceria, penuh keyakinan atas ucapannya yang bersuara manja angkuh berani itu. Yang membuat Dewi prihatin adalah kenyataan dimana Sara sedang tidak ada disini sekarang.

"Uummm,.. tante mau bicara jujur. Adek dengerin baik-baik, yaa."

"Adek manis, mamahnya ga ada. Lagi izin mamah Sara-nya. Adek kesini lagi besok, ya." Dika, manajer restoran ini berucap dengan ringan tanpa beban.

Dewi melongo mendengar kalimat yang pria berusia 40 tahun ucapkan. Dewi saja sampai memutar otak untuk bisa bicara jujur tanpa menyakiti, dan pria itu menghancurkannya.

"Izin?" Gumam Cèline manja mencicit dan menantang.

Mata boneka Cèline turun dan naik menelisik penampilan dari bapak manajer yang bagi Cèline cukup mengganggu.

"Ergh! Bohong!"

"Tukang bohong." Celine memberi banyak pukulan pada perut dan paha Dika. Ia membengis marah.

Dewi terkesiap, ia meringis menyaksikan keganasan Celine. Untung saja Dika yang disiksa. Dika memang pantas Celine pukul. Manajernya memang tak memiliki hati.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang