94. Broken💔

32.1K 1.9K 221
                                    


Malam hari.

Di ruang tengah luas dengan interior serba mewah ini Sara disibukkan oleh dua tangisan anaknya, anak sulungnya dan anak keduanya menangis kencang bersamaan, sedangkan si dalam dekapan Sara ada Sharon yang harus ia buat nyaman tidurnya. Suhu tubuh Sharon dua derajat lebih tinggi dari biasanya. Tidak parah namun tetap saja Sara tak tenang. Belum lagi mata Sharon sejak sore berkaca kaca, lemah, tidak segar.

Sara meringis cemas dalam langkahnya. Sara menggoyangkan tubuhnya ke kanan ke kiri demi agar Sharon pulas. Kaki Sara tak berhenti berjalan di hampir lima belas menit ini.

"Huuu. Mau papih puulaaang. Huuuu. Huaa! Mamiiih. Huuu. Papih harus pulaaang anterin kakaakk. Huuuu." Celine berguling-guling di atas sofa mewah. Wajahnya ia tutup oleh buku belajar.

"Huuaa! Emmiiihh. Huaa! Nnzaaa! Enzaa uyuuu! Huaaa!" Jerit Yuza menggelegar dalam kondisi yang menyedihkan.

"Iya, Yuza sayaang, iyaa, naak." Sara mengangguk-angguk dalam keadaan gundah. Penampilan Sara jauh dari kata rapih. Dari mulai leher baju yang miring, keringat yang bercucuran, rambut yang berantakan.

"Emmpiih. Pipppiih!" Rengek Sharon menggeliat tak nyaman.

"Iya, iya, sayaang, anak cantiik. Ssyuut. Sebentar Yuza ganteeng, soleeh. Dedeknya mau bobo."

"Huuaaa! Emmiiih! Huaaa!" Raung Yuza semakin menggelegar. Yuza berdiri di tengah pintu besar dengan celana dalam genggaman. Yuza berdiri dalam keadaan paha yang basah, ada air kencingnya disana, ditambah lagi ingus yang keluar. Di satu tangannya lagi ada mobil-mobilan yang seukuran dengan pahanya.

"Iya, sayang, iyaa. Sama mamih, kok, ceboknyaa. Yaa? Sebentaar. Kasihan dedek."

"Justru lebih baik ceboknya sekarang. Yuza docebokin sama bi Yuni. Nanti penis Yuza kotor. Hmm? Mau, yaa? Hmm?" Imbuh Sara begitu lembut bersuara.

"Aden Yuza ganteng, sini adeen. Yuk! Sama bibi yuuk."

"Eerrgh!" Geram Yuza melempar mobil mainan dengan marah.

"Aakh!" Ringis pelayan yang terkena sedikit hempasan mobil mainan.

'Brugh!!'

'Prang!!'

"Aaaaa!! Eergh! Huuu!! Mamiih! Mau papiiih! Eerrgh!"

"Kesiniin papiih! Jangan kerja ke Spanyol!!"

Sara membeku menyaksikan Yuza yang melempar mobil-mobilan itu dengan kuat sampai mengenai aqurium di atas meja hingga pecah. Lalu pandangan Sara beralih pada jeritan kencang di sisi lain, tangisan marah yang hadir dari Celine.

"Ihik. Ihik. Hiks. Hiks. Hiks." Sharon mulai menangis, bibirnya mencebik perlahan.

"Astaghfirullaahal'adziim." Sara cemberut menahan tangis.

"Nyonya, biar saya aja neng Sharon cantiknya, nyonya. Siapa tahu sekarang bisa." Fitri, suster dari Sharon dengan penuh keseriusan menawarkan diri.

"Ga papa, Fitri, biar saya aja. Bi Surti, tolong video call suami saya, pake hape saya. Kalo susah, kabarin pak Bayu langsung."

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang