"Cèline? Sayang? Cèlina!" Ujar Yuda tak sabaran kala menepuk pipi Cèline, kepala Cèline menunduk dan menengadah tanpa tenaga kala terus Yuda beri guncangan disana. Cèline tiba-tiba sana tak sadarkan diri. Yuda awalnya mengira Cèline tidur, namun nyatanya tidak.
"Cèlina, bangun!"
Tak sedikitpun ada respon dari Cèline. Tubuhnya lemas, dingin, tak ada tanda-tanda dirinya sadar.
"Cèline?" Ujar Yuda kembali mengguncang kecil.
Yuda membengis dengan segera menyimpan Cèline diatas ranjang, lalu Yuda dengan segera membungkuk mencari denyut nadi Cèline, begitu pula denyut jantungnya.
"Cèl-? Cèline kenapa!" Ujar Sara histeris setengah berteriak.
"Suut. Diem dulu."
Yuda menatap sekilas lalu dengan segera memindahkan tubuh Cèline hingga telentang diatas karpet di bawah ranjang.
"Cèline? Cèline sayaang. Hiks."
"Hiks. Hiks." Sara menangis lirih, tubuhnya ambruk disisi tubuh Cèline yang telentang dengan Yuda yang terus memberi kompresi dada.
"Eergh! Nggak bisa!" Geram Yuda, menyugar rambutnya dengan frustasi.
"Jangan panik, Sara! Diem."
"Panggil mamah, siapin mobil!"
"Hiks. Hiks." Sara menangis lirih kala berusaha bangkit tuk menggugu perintah Yuda. Rasanya berat sekali, tapi bagaimana lagi.
"Sayang! Ini papah, sayang."
"Ini Cèline, kan?" Desak Yuda, menepuk juga memberi guncangan pada bahu juga pipi Cèline.
"Astaga! Cèline!"
"Cèline!"
Teriakan demi teriakan semakin bermunculan. Dari mulai Sukma, Wira, saudara dari Yuda yang memang sudah hadir semua. Semuanya dibuat syok melihat Cèline yang telentang di lantai sana.
Yuda terpejam mengumpulkan tekadnya. Tangan kirinya mulai ia simpan diatas dada Cèline, diikuti dengan tangan kanannya yang membantu agar lebih kuat menekan.
"Hiks. Hiks."
Sara menggeleng kala melihat Yuda yang berulang kali memberi kompresi dada pada Cèline namun nihil hasilnya. Sampai sudah diberi napas buatan pun Cèline tak kunjung sadarkan diri.
"Enggak bisa." Yuda duduk bersimpuh dengan keringat yang membanjiri keningnya.
"Lagi, Yuda, lagi!"
"Napas buatan, dong! Buruan! Nunggu mobil!"
"Udaah!" Geram Yuda setengah berteriak. Sudah, semua sudah Yuda lakukan. Menunggu sampai ke rumah sakit akan sangatlah lama untuk situasi darurat seperti ini.
"Eugh!"
Yuda kembali menghentak dada Cèline dengan tenaga yang ia sesuaikan. Setidaknya bisa terbantu, akan sangat parah jika tidak sama sekali.
"Enggak bisa." Yuda meneteskan air matanya. Sudah sangat-sangat nihil, tak ada tanda-tanda anaknya sadar hanya dengan bantuan seperti ini.
"Cèline! Denger papa, sayang."
"Ergh! Semuanya minggir!" Teriak Yuda dengan secepat kilat meraih tubuh Cèline kedalam gendongannya.
"Hiks. Hiks." Sara berputar dalam keadaan duduk bersimpuh. Matanya menatap lirih pada Yuda yang berjalan membawa Cèline yang tak sadarkan diri. Sara yang kehabisan tenaga pun ambruk tanpa bisa berbuat lebih.
"Sara!"
"Kak Sara!"
Yuda yang baru saja akan berlari seketika membeku dengan langkah terhenti. Cèline begitu hening dalam dekapannya. Mata Yuda melotot penuh kala melihat Sara yang ambruk di bawah ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...