21. Terima kasih.

14.8K 1.3K 109
                                    

Satu minggu berlalu, semua baik-baik saja. Kepulihan Celine yang begitu cepat membuat para dokter dan perawat kagum.

Sara yang cantik merenung di tengah acaranya memasak di dapur. Suara Celine dan mainan-mainan berisik tak mengganggunya. Celine menaiki sepeda plastik kokoh, mengelilingi meja granit. Rambut Celine sampai terhembus dikarenakan kecepatan sepeda yang begitu kencang. Di belakang Celine terdapat Surti yang diharuskan menangkap, harus dari belakang, tak boleh mencegah dari depan.

"Aaahahaha! Ayoo!"

"Bi Surti, cepetaaan! Ayo kejar lagi akuuu!"

"Aahahah! Emang cemeen!"

"Ya ampun, noon. Capek bibiik. Udah peot bibi mah badannya. Rapuh!" ucap Surti meminta keringanan. Dirinya membungkuk menahan tangan di lutut.

"Iiih!! Ga mauu! Nanti aku lempar hape bi Surti ke kolam buaya lagi kayak dulu!"

Sata terperanjat mendengar teriakan itu. Segera dirinya menenangkan Celine yang tantrum sembari melempar banyak mainan semaunya.

Celine berguling-guling di lantai, melempar seriap benda yang berhasil diraih.

"Aaaaa! Huhuhuuuu! Ga maauuu! Huuuu!" raung Celine telungkup menutup wajah. Kedua kakinya menendang tanpa henti.

"Maamaaaah! Huuuu!"

"Pukul bi Surtiiiii. Huuuu! Sekaaraaang!"

"Bi Surti ga denger teeruuus. Huuuu. Bi Surti malah banyak ceramah. Huuuu." Celine seperti cacing terkena garam. Ia tunjuk Surti yang diam di sana, sesekali melempar mainan.

"Sayaang,.. heii. Princess cantiik,.. ada apa, sayang? Hmm?" ucap Sara berjongkok dan tangannya memberi usapan lembut. Surti diam di kejauhan.

"Huuuu! Bi Surtiii!!"

"Sayaaang,.. anak cantiik,.. anak solehaa. Kenapa, nak? Hmm?" rayu Sara mengusap punggung mungil itu. Ia beri ruang untuk Celine menuangkan kesedihannya.

"Anak cantik kenapa? Bi Surti berbuat salah apa, sayang? Sini mamah gendong, yuk!"

"Iiih! Usir bi Surti!! Marahin!" bentak Celine menatap nyalang.

"Usir? Kenapa, sayang?"

"Huuuu! Papaaah! Mamah jahaat. Huuuu."

Sara bernegosiasi dengan sabar sampai akhirnya berskenario dengan Surti. Ia mengusir Surti dengan begitu sopan. Sara mengusir hanya demi Celine tenang.

"Bi Sur permisi, ya, non princess cantiik." Surti pergi.

"Eerrgh!! Dasar orang tulii!!"

"Jangan dateng-dateng lagi!!"

"Astaghfirullaah. Sayaang,.. tidak boleh begitu, cantik." Sara bersimpuh berusaha meraih tubuh Celine yang selalu lepas karena terus menggeliat.

"Sini mamah gendong, yuk!"

"Huuuu! Bi Surti suka boohooong! Huuuu. Maamaaaah."

Sara terpejam dan mengangguk mengiyakan segala ungkapan sedih anak dari majikannya ini. Begitu lembut ia usap punggung dan kepala Celine.

"Celine sedih? Hmm? Iya, sayang, ga papa. Mamah di sini pelukin Celine, yaa." Sara mendongak menelusupkan kepala Celine ke ceruk lehernya.

"Huuuu. Hiks. Hiks. Huuu."

"Hiks. Hiks. Mau paapaaah. Huuuu. Papah ga pulang teeruuus. Huuu. Masih laamaaa," raung Celine pedih.

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang