[MY SWEET CELINE]
S
ara menunduk memfokuskan matanya dikala mengobati luka di kedua siku tangan Cèline. Sara, Yuda dan Cèline sedang berada di taman bagian belakang restoran yang jarang orang datangi disini. Celine di sini bagai patung, tak banyak bersuara, hanya sedikit bicara kala membiarkan kapas basah beralkohol disentuhkan pada luka merah yang sebagian mengeluarkan bintik darah sebelum akhirnya Sara basuh.
"Kenapa bisa luka, sayang?"
"Nggak sakit, yaa? Cèline nggak rewel, yaa. Maasyaa Allah, Celine kuat, hebat." Sara tersenyum bangga menggenggam mengusap lembut lengan mungil itu.
Yuda yang menonton seketika ikut berpikir keras sekaligus mengamati. Gadis cantik ini mampu dengan lihai membuat hati anaknya luluh. Cèline bahkan sibuk melongo tanpa meringis sama sekali walaupun memang lukanya kecil.
"Tante tiup, yaa."
"Mamah?" gumam Cèline mengernyit marah. Spontan ia menarik tangannya.
"Kenapa tante? Mamah, kan, mamah Cèline!" tegas Cèline meringis kecewa.
Bibir Sara membuka lalu kembali menutup. Sara harus jawab apa? Kenapa sebutan mamah itu harus terus berlanjut? Sara bingung saja, takut ada kesalahpahaman nanti. Lihatlah bola mata indah gadis kecil itu, menatap berharap banyak padanya.
"Mamah ga sayang Cèline?"
"Mamah tinggalin Cèline tadi. Mamah cuman dadah-dadah ke Cèline." Cèline menatap datar dengan pelupuk mata yang sudah berair.
Sara membeku semakin kebingungan dan sedih. Sara perlahan kesulitan menegak ludah. Bisa ia simpulkan bahwa Celine menganggap dirinya sengaja pergi meninggalkan saat di kantor tadi. Padahal Sara tahu ada Celine disana pun tidak.
"Jadi Cèline jatuh waktu tadi kejar tan-em, .."
" .. kejar mamah?" lanjut Sara menatap sedih pada mata Cèline yang lebih menyedihkan lagi.
"Hiks. Hiks."
"Hiks. Hiks." Cèline menggeliat menutup wajah. Hati Cèline sedih mengingat Sara yang malah melambaikan tangan.
Pria tinggi besar dengan salah satu sisi wajah memiliki bekas luka cakar itu membuang muka dikala Sara menatap seolah meminta bantuan. Yuda sendiri tak tahu harus bagaimana.
"Tan-emm. Mam-mamah, hhh. Mamah minta maaf." Sara melirih sedih.
"Mamah menyesaal sekali tidak lihat Celine di sana tadii."
Sara menelan ludah melepas hampa Celine yang berontak lemah, bocah cantik itu menjauh.
Sara membeku lirih melihat Cèline yang menyandar memojok di kursi sofa restoran ini. Suara tangisan Cèline begitu kecil, namun justru sangat mengiris hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...