72. Ratu?

6.7K 716 131
                                    

Sara berjalan cepat memasuki restoran bernuansa eropa tahu 80an ini. Sara sangat buru-buru kesini atas ajakan Dewi. Dewi sangat serius sekali kala menelfon dirinya tadi. Untung saja Celine sedang belajar dengan gurunya, hingga Sara memiliki waktu setelah meminta izin pada sang anak.

"Emm,.. tumben Dewi ngajak ke rumah makan mewah kayak gini. Bukannya minggu kemarin udah kesini, ya? Biasanya Dewi hemat, ga suka sering-sering." Sara bergumam seiring pelayan di depannya setia mengantar menuju meja yang sudah direservasi.

"Disini, nyonya. Silahkan!"

"Iya, makasih, mas." Sara mengangguk dengan senyuman ramah yang terbit.

Sosok wanita dengan rambut digerai itu membuat Sara membeku untuk sesaat. Bukan kah rambut Dewi panjangnya hanya sampai bahu? Kenapa tiba tibe berubah warna dan panjangnya setengah punggung. Siapakah ini? Padahal jelas-jelas Dewi yang menelfonnya.

Wanita tersebut perlahan berbaik badan. Sayang sekali Sara sedang tidak menatap padanya. Sara terdiam menatap roda bayi yang begitu mewah. Dewi juga memiliki bayi, tapi kenapa rodanya teramat mewah dan seperti ada untuk 2 bayi. Rodanya sekelas dengan roda bayi Celine yang sengaja dipajang di rumah.

"Kak Sara."

Sara terdiam mengerutkan dahinya dalam seketika. Matanya membeku menatap pada dua pasang kaki bayi gempal yang tidak mau diam itu, sangat menggemaskan.

"Rat-ratu?" Gumam Sara sontak sedikit memundurkan kepalanya agar bisa menatap pada sosok wanita yang duduk setengah membelakanginya ini.

"Kak Sara,.. iya, ini Ratu."

Wanita bernama Ratu itu menengadah dengan suara yang parau dalam seketika. Pelupuk matanya begitu mendung siap meneteskan air mata.

"Kak Sara. Em,.. he'em, itu anak aku. Kak Sara jangan marah dulu. Pliss. Kak Sara duduk dulu, Ratu mohon."

"Mendingan kak Sara duduk dulu sekarang. Aku mau ceritain semuanya. Ya? Ayo kak Sara duduk." Ratu seketika meraih tangan Sara dengan bibirnya yang ia paksa mengkung. Tatapannya begitu memamsa, penuh permohonan.

"Tap-tapi itu,..?" Gumam Sara melangkah lalu kembali diam di tempat kala tatapannya tak bisa beralih dari dua bayi kembar tampan dan cantik itu.

"I-iya, sekarang Ratu ceritain semuanya. Kak Sara yang tenang, ga ada apa-apa, kok."

Sara membeku berusaha melangkah seiring Ratu mencoba menarik tangannya. Matanya tertuju fokus pada dua bayi itu. Apakah ini anak Ratu? Anak Ratu yang dulu hasil diluar pernikahan?

Sara dan Ratu saling membeku satu sama lain. Sara duduk dengan kepala yang terus memutar menatap dua bayi kembar. Tangannya tanpa sadar berusaha meraih kesana. Kedua bayinya sangat tenang, tidak rewel, tidak pula banyak meraung.

"Ini anak aku. Mungkin kak Sara udah tahu kasusnya. Ratu sebenernya ga hamil diluar nikah. Ratu menikah siri sama ayah dari dua bayi kembar aku ini."

Ucapan Ratu sukses membuat Sara membeku dengan gerakan tangan yang berhenti mengangkat menuju box bayi.

"Kak Sara pasti kenal orangnya." Ratu mulai menghidari tatapan Sara.

"Siapa, Ratu? Kak Sara kenal? Kak Sara ga punya temen laki-laki, cuman temen kerja dulu waktu jadi waitress aja." Sara menggeleng dengan kerutan di dahinya. Sungguh ucapan Ratu membuat dirinya bingung. Sara juga masih tak percaya dengan suasana sekarang ini. Sudah kurang lebih satu tahun lamanya Sara tidak bertatap muka dengan Ratu.

"Alex. Aku nikah siri sama mas Alex. Awalnya di perjanjiannya kita ga bakalan punya anak. Tapi mas Alex bohong, mas Alex jebak aku biar kita ga cerai. Anak aku sekarang udah kayak bahan taruhan."

My Sweet CelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang